Ilustrasi, Cara Mengatasi Peliknya Ekonomi. (Foto : Tim Kreatif) |
Dalam hal ini, manusia hanya bisa merencanakan dan Allah SWT yang menentukan. Semua telah tergariskan, semuanya Allah SWT yang menentukan. Bahkan daun yang jatuhpun Allah SWT yang mentakdirkan untuk jatuh, apalagi “jatuhnya” manusia, telah terencana dengan indah sesuai skenario terbaik Tuhan
Di kehidupan sehari-hari terkadang rezeki manusia lancar dan adakalanya juga tidak. Kadang manusia sampai terlilit dengan permasalahan finansial hidupnya.
Baca Juga :
- Sinergikan Program Sosial, Karang Taruna Kelurahan Sempur Gandeng MWCNU Bogor Barat Terlibat
- Laksanakan Proker Perdana, HMASKI Kauman Salurkan Zakat Fitrah
- Ketua PC Muslimat NU Kota Bogor Instruksikan PAC Muslimat se-Kota Bogor Bagikan Takjil
Problematika demikian merupakan sisi paling sensitif jika disinggungkan. Faktornya pun bisa dari berbagai aspek, mulai dari pendidikan yang tidak memadai, keadaan yang tidak memungkinkan, fisik yang tidak utuh, serta gangguan ruhaniah yang tidak seperti kebanyakan orang normal dan sebagainya. Faktor tersebut rasanya sangat mengekang keadaan untuk semakin mendukung keadaan finansial yang mencekam kehidupan.
Ada salah satu cara yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya dengan persoalan finansial ini. Caranya sudah Allah SWT selipkan dalam firman-Nya yaitu QS. Al-Baqarah ayat 245 dan ayat 273 tentang berinfak.
Ya, caranya dengan berinfak. Secara logika kebanyakan orang berpikir jika ekonominya menurun harusnya berhemat, beli yang butuh bukan yang ingin, bukan malah justru mengeluarkan uang untuk diinfakkan.
Jika diinfakkan, secara logika memang akan tambah berkurang. Tapi sebenarnya, berinfak itu tidak ada ruginya. Harta yang dikeluarkan pada hakikatnya tidak semakin berkurang, malah justru semakin bertambah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 245 yaitu:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah SWT, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT), maka Allah SWT akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah SWT menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245).
Dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan kepada hamba-Nya agar menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT dengan jaminan yang berlipat ganda.
Hemat penulis adalah ketika mempunyai rezeki simpankan (infakkan) di jalan Allah SWT. Nanti ketika Allah SWT berkehendak dan tahu kapan kita benar-benar butuh, maka Allah SWT akan mengembalikan dengan ganti dan balasan yang jauh lebih baik dari apa yang diberi melalui rezeki yang tak terduga (unlimited). Karena Allah SWT mengetahui dengan memberi apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.
Infak merupakan rumus kebaikan paling cepat. Sekali berinfak, pahala yang diperoleh minimalnya mendapat 10 kebaikan, maksimalnya mendapat 700 bahkan bisa unlimited (tidak terbatas). Ibaratnya seperti satu biji menumbuhkan tujuh tangkai dan setiap tangkai ada 100 biji. Jika ditotal sampai 700 biji (penjelasan dari al-Qur'an Surat al-Baqarah ayat 161).
Infak ada ilmunya. Tingkat tertinggi ketika berinfak adalah ketika bisa menginfakkan apa yang dicintai, sebagaimana sifat Allah SWT yang (Maha Mengetahui) Allah SWT pasti mengetahui apa pun yang dilakukan manusia, mengetahui harta yang dikeluarkan.
Oleh karena itu, jangan risau dengan apa yang kita lakukan sebab Allah SWT pasti menyiapkan balasan yang terbaik dari apa yang kita usahakan.
Baca Juga :
Allah SWT berfirman:
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Artinya: "(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah SWT; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah SWT), maka sesungguhnya Allah SWT Maha Mengatahui." (QS. Al-Baqarah: 273).
Dari ayat tersebut kita tahu bahwa hakikat seorang hamba mendapat rezeki itu merupakan murni hak prerogatif Allah SWT. Kita sebagai hamba-Nya hanya bisa berikhtiar dengan usaha (bekerja) dan berdo’a.
Sebaik-baik pinta adalah pintanya seorang hamba pada Tuhannya. Meminta apa pun kepada Allah SWT. Meminta itu langsung kepada yang punya langit dan bumi, jangan minta sama yang di bumi saja. Jangan sampai meminta kepada orang, apalagi sampai sambat sana-sini, mengajukan proposal walaupun yang diajukan berkedok islam dan jalan Iliahi.
Oleh karena itu, mari berlomba-lombalah dalam berinfak tanpa mengharap balasan, karena Allah SWT pasti akan menyiapkan suatu hal yang membuatmu terpukau dengan balasan yang Allah SWT sediakan.
Penulis : Iffah An-Nisa', Santriwati Ponpes al-Iffah 2 Badean-Bondowoso
Editor : Muhlas