Filosofi Penamaan Bulan Ramadhan

Ilustrasi, (Foto : Tim Kreatif)
Sering terdengar di telinga bahwa ada tiga rangkai bulan yang istimewa dan berurutan. Pertama, Bulan Rajab yang sering kita dengar dengan bulannya Allah SWT. Kedua, Bulan Sya'ban yang sering dikatakan dengan bulannya Nabi Muhammad SAW. Dan ketiga, Bulan Ramadhan yang kita agung-agungkan yakni bulan penuh ampunan, penuh pahala karena bulan ini merupakan bulannya umat Islam, umat Nabi Muhammad SAW.

Tapi dibalik itu semua, ternyata penamaan ketiga bulan tersebut mempunyai filosofi tersendiri. Namun, penulis dalam hal ini hanya akan berfokus pada filosofi bulan Ramadhan. Sebab sekarang adalah bulan Ramadhan, maka perlu kiranya kita mengenal bulan Ramadhan secara makna filosofisnya.

Baca Juga :

Dijelaskan dalam kitab Tuhfat Muhtaj sebagaimana penulis temukan dalam hasil bacaannya di aplikasi Tanya Jawab Islam Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah (PISS) - KTB bahwa penamaan bulan Ramadhan disesuaikan dengan zaman atau keadaan yang terjadi terdahulu yaitu keadaan orang-orang Arab.

Pada waktu itu, kondisi di Arab sangat panas--terik matahari sangat menyayat. Sehingga oleh orang-orang Arab bulan di waktu terjadinya panas terik tersebut dinamai Ramadhan.

Secara etimologi, Ramadhan berasal dari Ar-Ramadh yang artinya panas yang terik. Berikut penjelasan tentang penaman bulan Ramadhan yang penulis temukan dalam aplikasi yang sudah disebut di atas.

( يجب صوم رمضان ) إجماعا وهو معلوم من الدين بالضرورة من الرمض وهو شدة الحر، لأن وضع اسمه على مسماه وافق ذالك وكذا في بقية الشهور

Artinya : "(Wajib puasa ramadhan) menurut kesepakatan ulama, puasa Ramadhan merupakan perkara yang diketahui secara pasti oleh masyarakat umum. Ramadhan berasal dari kata Ar-Ramadh yaitu panas yang terik. Hal ini karena kebiasaan penamaan oleh orang-orang Arab atas nama-nama bulan dalam setahun."

Jangan lewatkan  kajian keagamaan menjelang Buka Puasa di Masjid KH. Hasyim Asy'ari

Kemudian dalam aplikasi tersebut, penulis juga menemukan sebuah Hadits yang diceritakan oleh Sahabat Anas bin Malik RA.

وَقَدْ رَوَى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ( صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ) قَالَ : إِنَّمَا سُمِّيَ رَمَضَانُ : لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوبَ أَيْ : يَحْرِقُهَا وَيَذْهَبُ بِهَا

Artinya : "Sungguh Anas bin Malik bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda: Dinamakan Ramadhan karena membakar dosa. Artinya membakar sekaligus melenyapkan dosa."

Dari Hadits tersebut, ungkapan bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan memang benar adanya sebagaimana Hadits yang diceritakan oleh Sahabat Anas bin Malik di atas.

Oleh karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ampunan, bulan dimana dosa-dosa akan dibakar dan dilenyapkan, mari saling mengingatkan antar sesama untuk memperbanyak membaca istighfar kepada Allah SWT agar segala dosa yang sudah dilakukan dapat dibakar dan dilenyapkan, diampuni oleh Allah SWT.

Selain itu, mari perbanyak melakukan hal-hal yang bersifat produktif dan inovatif untuk kemaslahatan umat. Saling berlomba-lomba dalam kebaikan menuju insan kamil yang menjadikan al-Qur'an sebagai yang pertama dan utama. Sebab al-Qur'an diturunkan di bulan Ramadhan, jadi mari selain memperbanyak istighfar juga perbanyak membaca al-Qur'an, baik di mushalla ataupun masjid.

Dalam QS. Al-Baqarah ayat 185 Allah SWT menjelaskan bahwa :

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ...( الآية )

Artinya : "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS. Al-Baqarah : 185).

Terlepas dari itu semua, penulis mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1443 H / 2022 M. Perbanyak dzikir kepada Allah SWT dan jadikan al-Qur'an sebagai yang pertama dan utama dalam segala urusan.

Wallahu A'lam Bis Shawab.


Penulis : Muhlas, Santri Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng

Editor : Gufron

Lebih baru Lebih lama