Siti Hunun Nafidah Guru TK Ar Risalah, Rambigundam, Rambipuji, Jember |
Wartanu.com - Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia lahir
sampai enam tahun, di mana pada usia dini sering disebut sebagai golden
age atau usia emas.
Pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek perkembangannya.
Dr Maria Montessori mengatakan bahwa “masa ini
merupakan periode sensitif (sensitive periods) selama masa inilah secara
khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya (Sujiono, 2012:54).
Baca Juga :
- PW Muslimat NU Jawa Timur Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW, Peserta Dapat Bingkisan Berupa Cowek
- Dihadiri 10 Juta Ibu Hamil Makan Telur Rebus, Maulidurrasul Muslimat NU Jawa Timur Masuk Rekor MURI
- Songsong 1 Abad NU, PC Muslimat NU Bondowoso Adakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Pembacaan Sholawat Nariyah 4444
Pada usia ini anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka memahami dan mengawasai lingkungannya.
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya
untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran
yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak.
Pendidikan anak usia
dini memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak
serta mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Hal ini bisa dilakukan dengan mengupayakan perkembangan optimal
keterampilan motorik halus anak, yang bisa dilakukan dengan cara membuat
kegiatan pembelajaran dan permainan yang menyenangkan dan menggairahkan
antusiasme anak.
Baca Juga :
- Gelar Pangkalan Budaya 2, Lesbumi Jember Angkat Pemikiran KH. Achmad Siddiq tentang Ideologi Pancasila
- Hukum Boikot Produk Prancis ala LBM PCNU Jember
- Merawat Moralitas Peserta Didik di Tengah Pandemi
Salah satu kegiatan yang memenuhi kriteria ini adalah seni
melipat kertas yang dikenal dengan sebutan origami.
Menurut Maya Hirai (2007), origami adalah sebuah seni melipat kertas yang mana dengan
aktivitas tersebut seseorang bisa berkreasi dan mengembangkan dan
mengkonkretkan imajinasinya dalam aktivitas melipat kertas.
Terdapat teknik dasar origami yang perlu
dikembangkan dan disebarkan sebagaimana yang disebutkan Wiryaningsih (2016).
Menurutnya, hal itu penting
karena origami dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Namun demikian, hingga saat ini, origami masih kurang dikenal dan diperkenalkan terhadap anak
secara luas.
Oleh karena itu, kegiatan
origami ini perlu diperkenalkan secara luas kepada anak-anak usia dini.
Paling penting bagi pendidik untuk memperhatikan tingkat kerumitan origami dan harus
disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak.
Agar kegiatan origami bisa tetap
menyenangkan dan mengundang antusiasme, bukan membuat kebosanan atau stress.
Baca Juga :
- Joe Biden dalam Khayalan Cak Mamat dan Petuah Kiai Argo
- Muhammadiyah Kehilangan Masjid
- Negara Harus Berterima Kasih pada NU dan Muhammadiyah...!!!
Keterampilan motorik halus anak perlu diupayakan karena merupakan pondasi
perkembangan intelegensi anak, dan hal ini bisa dilakukan dengan memperkenalkan
seni melipat kertas atau origami.
Secara umum,
melipat bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan melipat di Jepang
menggunakan kertas khusus untuk origami yang berwarna warni.
Perbedaan antara kertas lipat hanyalah dari segi
desain dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat lipatan menjadi
lebih indah dan tidak membosankan.
Menurut Pamadhi
(2008:7.22), teknik melipat pada kegiatan ini sebaiknya dipandu
oleh dua orang.
Pendidik mengajak anak untuk melipat kertas satu persatu dengan
anak, membimbing bagaimana cara melipat sambil
ikut memegangi kertas.
Setiap anak memegang kertas
masing-masing satu lembar, langkah demi langkah sambil dibantu pendidik.
Di sini, pendidik memberikan satu
sampai dua lipatan kepada anak, memberikan variasi warna pada kertas lipat yang digunakan
(memberikan warna yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya).
Serta memberikan simbol yang sama pada setiap ujung kertas
yang akan dipertemukan agar mempermudah proses belajar dan bermain.
Kegiatan belajar dengan
origami ini memang terlihat sederhana, namun ia melatih kemampuan motorik halus
anak.
Baca Juga :
Sementara, kemampuan motorik halus ini merupakan pondasi bagi
perkembangan intelektual anak pada periode-periode usia selanjutnya.
Karena
itu, kegiatan yang kita anggap sederhana ini merupakan faktor penting yang
dapat mendorong pembangunan manusia yang unggul di masa yang akan datang.
Oleh
karena itu, hal ini perlu untuk selalu disadari oleh para pendidik, terutama
pendidik anak usia dini.(*)
Editor : Andiono