Wartanu.com - Setelah Siti Aminah (Ibu Nabi Muhammad SAW) meninggal yang ketika itu berusia 6 tahun saat perjalanan pulang ke Makkak tepatnya di Desa Abwa'.
Akhirnya Nabi Muhammad tinggal bersama kakeknya yang bernama Abdul Muttholib selama 2 tahun.
Hingga, usia 8 tahun tahun Abdul Muttholib orang yang sangat mencintai dan sayang kepada Nabi Muhammad itu meninggal dunia.
Kemudian, Nabi Muhammad tinggal bersama pamannya Abu Thalib yang juga diwasiatkan untuk menjaganya dan mencintainya penuh dengan kasih dan sayang.
Baca Juga :
Setahun kemudian, saat Nabi Muhammad berusia 9 tahun dan tinggal bersama dengan Abu Thalib dibawa ke Negeri Syam (saat ini Suriah) untuk ikut berdagang. Jarak antara Makkah dan Syam itu berkisar 87 KM.
Setelah sampai ke salah satu Desa yang bernama Bashra di Syam, Nabi Muhammad bersama dengan Abu Thalib dan rombongannya kafilah dagang Quraisy.
Lalu bertemu dengan Pendeta Yahudi yang bernama Buhaira. Pertemuan merupakan yang pertama antara Nabi Muhammad dengan Buhaira.
Pendeta Yahudi yang bernama Buhaira itu menguasai kitab Injil. Serta, masih percaya bahwa Tiada tuhan selain Allah dan nabi Isa alaihissalam adalah nabi utusan Allah.
Baca Juga :
Lalu, Buhaira menghampiri Abu Thalib seraya bertanya kepadanya,
"Apa hubungan anak itu denganmu?" tanya Buhaira.
"Dia putraku," dari saking cintanya dan sayangnya sampai Nabi Muhammad dibilang adalah putra kandungnya.
Lalu, Buhaira tidak percaya kalau Nabi Muhammad itu adalah putranya.
"Dia bukan putramu, tidak mungkin ayah anak ini masih hidup," lanjutnya Buhaira.
Akhirnya, Abu Thalib mengaku yang sebenarnya.
"Dia Keponakanku," jawab Abu Thalib.
"Apa yang terjadi pada ayahnya?" tanya lagi Buhaira.
Baca Juga :
"Ayahnya meninggal saat ibunya masih mengandungnya,"
Lalu, apa yang disampaikan oleh Buhaira kepada Abu Thalib.
"Engkau telah berkata benar, segera bawa pulang anak ini kembali ke negerimu dan jagalah dia dari orang Yahudi. Karena, Demi Allah, jika mereka melihatnya disini, pasti mereka akan berbuat jahat kepadanya. Ketahuilah, keponakanmu ini kelak akan memegang urusan yang sangat besar," tegas Buhaira.
Seperti yang tertulis dalam buku Sejarah Ringkas Rasulullah terjemahan dari Kitab Misykatul Anwar menggunakan bahasa madura, Buhaira bilang ke Abu Thalib, "Nabi Muhammad jiyah bekal deddi oreng muljeh ben bekal deddih nabi. Mangkana jegeh Nabi Muhammad jiyah onggu-onggu, bender-bender e jegeh takok sampek e ketaoen oreng yahudi selaen pas e kaniajeh, (Nabi Muhammad itu akan jadi orang mulia dan akan menjadi nabi kelak. Oleh karena itu, jaga Nabi Muhammad dengan sungguh-sungguh, benar-benar dijaga khawatir sampai diketahui orang Yahudi sehingga berbuat jahat kepadanya),"
Kemudian, setelah melakukan perdagangan di Syam itu akhirnya Abu Thalib dan rombongan serta membawa Nabi Muhammad itu segera pergi meninggalkan negeri syam dan cepat kembali ke Makkah. ***
Bersambung......
Penulis : Haris
Editor : Gufron