Ilustrasi, Pentingnya Pendidikan
Agama Bagi Anak Sejak Dini (Foto : Pexels)
Wartanu.com - Akhir-akhir ini di lingkungan kita banyak
sekaliditemukan kasuspernikahan dini pada anak remaja. Jika kita telurusi hal
ini disebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua. Lingkungan juga sangat
berpengaruh dalam membentuk kepribadian remaja penggunaan HP atau Gadget yang
berlebihan.
Bahkan remaja melihat konten-konten yang tidak sesuai dengan usia
dan berbau SARA yang tidak diawasi oleh orang tua. Pemasangan WiFi ditempat-
tempat umum sehingga memudahkan para remaja untuk mengakses konten-konten
pornografi.
Krisis moral yang terjadi pada remaja saat ini tidak
hanya pernikahan dini hal lain seperti pergaulan bebas dengan lawan jenis yang
dianggap hal biasa, yang lama-lama, Jika tanpa pengawasan orang tua akan
menyebabkan pernikahan dini.
Anak-anak seusia remaja belum menyadari apa dampak
dari pernikahan dini itu sendiri. Dampak dari pernikahan diantaranya:
Pertama, rawan KDRT. Anak-nak remaja secara psikis
masih labil, Pola pikirnya belum matang dan belum bisa berfikir secara dewasa.
Remaja belum bisa mengatasi segala permasalahan dalam rumah tangga. Itu semua
akan memicu kekerasan dalam rumah tangga.
Kedua, dampak terhadap kesehatan. Dari hasil
pernikahan dini akan terlahir anak stunting atau gizi buruk, Jika mereka dewasa
akan mengalami penyakit tidak menular. Bagi remaja putri, pernikahan dinijuga
menyebabkan kanker serviks dan kanker rahim. Karena belum matangnya organ
kewanitaan.
Ketiga, dampak ekonomi. Dalam pemenuhan kebutuhan
ekonomi tidak tercukupi karena biasanya para remaja mengandalkan orang tua. Hal
ini akan memicu tindak kriminal seperti pencurian dan pemerasan, Karena itu
dianggap lebih instan untuk mencukupi kebutuhan materi.
Untuk mengatasi segala bentuk kenakalan remaja yang
menyebakan pernikahan dini, pendidikan agama dalam keluarga harus menjadi
pondasi utama. Bila perlu memasukkan anak kepondok pesantren agar tidak ada
celah bagi anak untuk berbuat kriminal dan terbentuk akhlakul karimah pada
anak.
Desa Pejengkolan) dan Suryati (Anggota Muslimat
NU Desa Pejengkolan).
Editor : Gufron