Dipuncak kegiatan NU Wonosari, Banom beserta kader penggerak NU peringati Nuzulul Qur'an |
Banom NU yang terlibat dalam acara tersebut diantaranya GP Ansor, Fatayat NU, IPNU-IPPNU, Muslimat NU, PSNU Pagar Nusa, ISNU, BMT NU serta Badan Semi Otonom GP Ansor yaitu Banser bertugas sebagai keamanan dalam acara.
Abdul Wasik, M.HI, Ketua Tanfidziyah MWC NU Wonosari dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan puncak dari kegiatan-kegiatan yang sebelumnya diadakan oleh MWC NU Wonosari dan segenap Banom NU selama bulan puasa.
"Sebelum-sebelumnya, kita sudah mengadakan ngaji Ramadan. Seperti Ansor dan Fatayat telah mengadakan bagi-bagi takjil dan makanan di setiap desa-desa yang ada di Wonosari, IPNU-IPPNU dengan Safari Ramadannya, serta ISNU dengan penyaluran zakatnya dan seluruh kegiatan-kegiatan Banom yang lainnya," tuturnya
Wasik juga menyampaikan alasan dikumpulkannya Banom NU dan Kader Penggerak NU se-Kecamatan Wonosari agar lebih mengokohkan persatuan dan lebih menguatkan identitas ke-NU-an kader.
"Kebersamaan Banom NU dan MWC NU Wonosari akan dijadikan bukti persatuan dan menjadi ujung tombak kemajuan NU di Wonosari," jelasnya.
Baca Juga :
- Keringanan Dalam Beragama Islam
- Kader Penggerak NU Grujugan Salurkan Zakat dan Sembako
- Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar (bagian dua)
- Gapai Berkah di Bulan Barokah, IKSAJ Salurkan Zakat Fitrah
KH. Mas'ud Ali, Koordinator Cabang PKPNU Bondowoso, yang turut hadir juga mengingatkan kepada segenap Banom NU dan Kader Penggerak NU bahwa dalam menyongsong satu abad NU dalam mewujudkan kemandirian organisasi, kader harus menjalankan tugasnya.
"Ada dua tugas kader yang harus dilakukan. Pertama, mendukung program KOIN NU. Kedua, membantu menggerakkan kegiatan-kegiatan NU. Hal itu akan tercapai apabila kader NU bersatu dan selalu merapatkan barisan," tegasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan pentingnya kesetiaan kader terhadap NU. Menurutnya, berada di NU bukan hanya sekadar berilmu, tetapi juga harus bergerak.
"Semangat perjuangannya juga harus meneladani para Mu'assis. Ilmunya sama, harokahnya juga sama. Maka, Insyaallah akan diakui sebagai santrinya Muassis NU," imbuhnya.
Dalam puncak kegiatan tersebut, MWC NU Wonosari juga adakan santunan anak yatim |
Terdapat puluhan anak yatim yang berasal dari 22 desa yang ada di Kecamatan Wonosari mendapatkan santunan dan diberikan langsung oleh KH. Mas'ud Ali dengan didampingi oleh Abdul Wasik dan KH. Muhammad Hasyim Shonhaji.
Acara tersebut diakhiri dengan buka bersama yang dilaksanakan di lapangan, tepat berada di utara Balai Desa Tangsil Wetan.
Tinjauan tim media, seluruh pengurus MWC NU Wonosari, Banom dan Kader Penggerak NU Wonosari beserta tamu undangan duduk bersama dalam satu tikar menikmati hidangan buka puasa.
Kontributor : Imron Rasyidi
Editor : Muhlas