H. Slamet Effendy Yusuf, Kader NU dan Aktivis Tulen Pada Masanya

H. Slamet Effendy Yusuf, Kader dan Aktivis NU dimasanya (Foto : Istimewa) 
Biografi Singkat

H. Slamet Effendy Yusuf merupakan seorang laki-laki yang lahir di tanah air ini. Lebih tepatnya di Purwokerto, Jawa Tengah. Pada Tanggal 12 Januari 1948. Pemuda ini merupakan putra dari seorang pasangan yang bernama KH. Yusuf Azhary Al-Hafidz (almarhum). Ayah dari Slamet Effendy Yusuf dan Nyai Hj. Ummi Kultsum (almarhumah) ibunya. Ayahnya merupakan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Azhary yang terletak di Desa Lesmana, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. 

Slamet sapaan akrabnya, dirinya menikah seorang wanita yang bernama Dra Hj. Siti Aniroh. Hingga dikaruniai anak. 1 perempuan dan 2 laki-laki, yang bernama Lulu Diany Zuhdiya dan Syarief Hidayatullah Az-Zaky serta Ridlo Muhammad Fahmi. Beliau juga dikaruniai 2 orang cucu yang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Danish Abyan Abd Rofiq dan Rafa Nahdli Az-Zaky. 

Pendidikan yang pernah ditempuh diantaranya; Sekoah Rakyat (1962), Madrasah Muallimin Al-Hidayah Purwokerto (1968), S1 di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga (UINSUKA) Yogyakarta (1976), kemudian melanjutkan studinya di Pasca Sarjana Universitas Indonesia di Bidang Politik (2001) dan berbagai pendidikan non formal lainnya.

Baca Juga : 

Organisasi dan berbagai kegiatan yang pernah digelut dan diikuti antara lain; Pandu Ansor (1962), Ketua Anak Cabang IPNU Kecamatan Ajibarang (1965), Anggota Front Pancasila/ Kesatuan Aksi Pengganyangan Gestapu, KAPPI Purwokerto (1966), Departemen Penerangan IPNU Cabang Purwokerto (1967), Ketua Umum PMII Cabang Yogyakarta (1972-1973), Ketua Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1973-1975), Pemimpin Redaksi ARENA IAIN Yogyakarta (1975-1976), Wartawan/Pemimpin Redaksi/Wakil Pemimpin Umum Harian Pelita (1977-1998), Redaksi/Pendiri/Redaktur Risalah NU (1978), Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor) selama 2 Periode (1986-1989, 1990-1995), Anggota Pleno PBNU (1986-1989), dan Pengasuh Pondok Pesantren dan Madrasah Modern Al-Azhary, Purwokerto.

Aktivis Tulen

H. Slamet pada masa mudanya ketika masih menempuh pendidikan S1nya. Beliau adalah seorang aktivis tulen. Berawal dari kepemimpinannya ketika dipercaya untuk menjadi Pengurus Cabang IPNU di Banyumas pada tahun 1976. Tentu kepercayaan seseorang itu tidak mudah di dapat, terkecuali orang tersebut memilik jiwa kepemimpinan yang terpandang dan bisa dipercaya. Pada kala itu, beliau masih sebagai siswa di Madrasah Muallimin al-Hidayah (6 tahun). Sebelumnya, dirinya juga sudah aktif di Kepanduan Anshor waktu SD dulu.

 Setelah menyelesaikan proses pendidikan di tempat kelahirannya. Akhirnya, beliau memilih untuk melanjutkan studi atau pendidikan ke jenjang yang lebih yakni di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Cabang Purwokerto. Semangat menjadi seorang aktivis tidak pernah ingin hilang dan pupus begitu saja dalam dirinya. Semangat juang dan proses pada masa mudanya begitu membara dan bergelora. Hingga akhirnya, beliau bergabung terhadap Organisasi Kemahasiswaan yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). H. Slamet tidak lama berada di IAIN Sunan Kalijaga Cabang Purwokerto tersebut. Beberapa bulan kemudian, pindah ke IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan memilih Fakultas Syariah yang sebelumnya di Fakultas Tarbiyah.

Ada sebuah kisah yang masih berkesan dan terus menghantui kehidupan beliau. Dikala beliau menghadiri pernikahan adiknya. Apa yang terjadi pada H. Slamet kala itu? Beliau ditahan oleh polisi Purwokerto hingga akhirnya berada dalam jeruji besi (sel) selama beberapa hari. Dengan tuduhan dianggap mendalangi protes mahasiswa di kampusnya. 

Lanjut Baca : 

Di ‘kampus Putih’ (istilah yang dikenal dengan nama sebutan untuk IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta) inilah, seorang aktivis tulen ini karir untuk masa depannya semakin bersinar dan gemilang di permukaan. Dari berbagai posisi-posisi strategis yang didudukinya. Salah satunya di PMII, sebagai Ketua Umum Rayon Fakultas Syari’ah. Juga, yang paling fenomenal dan monumental. Beliau pernah menjadi delegasi Rayon Fakultasnya untuk mengikuti Musyawarah besar (Mubes) PMII ke-3 di Murnajati Malang pada tanggal 14 Juli 1972. 

Sahabat Slamet sapaan akrabnya dalam dunia pergerakan merupakan seseorang yang memiliki pandangan egalitarian terhadap siapa saja. Tidak hanya itu, selama dirinya aktif dan menggeluti berbagai kegiatan extra dan intra di kampus menjadikan wawasannya semakin luas dan relasinya yang sudah merajalela. Tidak hanya di internal saja akan tetapi external pun ikut menyerta.

Kader NU

Slamet memang seorang kader yang tidak perlu diragukan lagi ke NU-annya. Sejak masa kecil dirinya memang sudah memulai proses dengan jalur yang searah hingga dirinya dewasa. Dimulai sejak mengikuti Pandu Ansor ketika masih SD, hingga pernah menjadi kandidat ketua umum PBNU

Mewaqafkan dirinya sepenuhnya terhadap sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Sebab, perjalanan panjang hingga menjadi pribadi yang berpendidikan dan menjadi seorang aktivis tulen tidak lain semuanya berhubungan baik dengan NU. 

Maka, Slamet patut menjadi panutan dan inspirasi untuk seorang aktivis tulen masa kini. Mulai mengenal dirinya dalam perjuangan dan berproses di kaderisasi formal IPNU, PMII, Anshor hingga PBNU. Terlebih berbagai pencapaian yang telah diraihnya. Semoga bermanfaat. 

Referensi : Didalam Buku Mengukuhkan Tradisi, Memodernisasi Organisasi, Karya Drs. H. Slamet Effendy Yusuf, M.Si


Penulis : Haris 

Editor : Gufron

Lebih baru Lebih lama