Farid Hasyim Susilo, Mahasiswa PAI INISNU Temanggung (Foto : Tim Kreatif) |
Logo dibuat agar bisa menjadi acuan dan pedoman dalam menjalankan visi misi yang telah direncanakan sebelumnya, dan dari logo tersebut dapat kita ketahui secara jelas, seberapa besar progres kemajuan yang ingin dicapai sehingga mencapai targetnya atau selaras dengan tujuaannya.
Logo suatu organisasi ataupun lembaga, biasanya dibuat berdasarkan kontribusi seseorang, adat istiadat atau tradisi yang lebih dahulu berkembang di kalangan masyarakat. Sehingga ikon yang menjadi ciri khas suatu daerah tersebut bisa diabadikan, dikenang dan direnungi melalui lambang, logo. Selain itu, pembuatan logo terkadang juga ada yang membutuhkan wejangan-wejangan dari orang tertentu agar lebih bermakna.
Hal itu masih proses perencanaan pembuatan belum pelaksanaan pembuatannya. Secara pelaksanaannya, pembuatan logo masih melalui beberapa tahapan seperti pembuatan sketsa secara manual terlebih dahulu kemudian didesain menggunakan aplikasi corel draw atau lainnya.
Baca Juga :
- Tawassul yang Disyirikkan dan Dibid’ahkan (Part 2)
- Benarkah, Balasan Perempuan Lebih Besar Dari Apa yang Diberikan Laki-laki?
- Menanggapi Video Viral; Cara Menepuk Imam yang Benar Agar Tahu Di Belakang Ada Ma’mum
- Al-Ghazali Dari Ber-Karya Hingga Meng-Kritik (Part 3)
Setelah lambang (logo) dibuat, masyarakat akan segera mengetahui dan mengenalnya tanpa harus melihatnya secara langsung. Karena memang dewasa kini adalah zamannya milenial yang kesemuanya bisa diakses melalui media sosial. Sehingga dengan bantuan media sosial, logo yang sudah dibuat bisa diketahui oleh masyarakat.
Seperti logo Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung yang dibuat berdasarkan banyaknya pemikiran dan penuh makna tersirat di dalamnya.
Berikut penulis paparkan makna filosofis dari logo DEMA FTK INISNU Temanggung yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) yang berlokasi di Jl. Suwandi Suwardi KM.1, Srimpibaru, Madureso, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Lingkaran terluar melambangkan mahasiswa FTK sebagai penjaga atau pelindung dari berbagai ancaman, baik dari sisi akhlak, paradigma menyimpang dan lain sebagainya
Tulisan "DEWAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN" melambangkan media penghubung mahasiswa FTK untuk mendapatkan haknya serta merupakan suatu perkumpulan majelis keilmuan
Dua titik hitam melambangkan kesiapan mahasiswa FTK dalam mendedikasikan dirinya kepada masyarakat melalui ilmu yang sudah didapat
Tulisan "INISNU TEMANGGUNG" melambangkan nama Perguruan Tinggi NU yang menjadi wadah mahasiswa NU berproses di dalamnya dengan menekankan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan
Lingkaran kedua melambangkan penguatan mahasiswa FTK dengan berbagai pemikiran dan implementasi
Warna dasar putih melambangkan kesucian dan kejernihan berpikir mahasiswa FTK
Warna kuning keemasan melambangkan kejayaan dan kesuksesan mahasiswa FTK di dunia dan akhirat melalui dedikasinya dalam pendidikan
Sembilan bintang melambangkan mahasiswa FTK memiliki jiwa Ke-NU-an yang tinggi dan erat dalam mengikuti dan mengamalkan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai manhaj al–fikr dan manhaj al-harokah.
Bumi berwarna hijau melambangkan mahasiswa FTK dapat membumikan atau menyebarluaskan keilmuannya dengan penuh kedamaian, keselerasan serta kelemahlembutan
Pena dan buku melambangkan media keilmuan yang harus disebarluaskan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman
Tiga semboyan yaitu taqwa, intelektual, dan profesional
- Taqwa, artinya menjadikan ilmu ketarbiyahan sebagai salah satu upaya mahasiswa FTK untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
Lanjut Baca :
- Intelektual, artinya mahasiswa FTK diharapkan memiliki pemikiran–pemikiran ilmu tarbiyah sebagai agent of change dan memiliki jiwa sosial yang tiggi ketika berbaur dengan masyarakat
- Profesional, artinya mahasiswa FTK diharapkan memiliki dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta bisa memanage waktu dengan baik dan bertanggung jawab
Penulis : Farid Hasyim Susilo, Mahasiswa PAI INISNU Temanggung
Editor : Muhlas