Ilustrasi, Seorang sedang berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT, (Foto : Tim Kreatif) |
Baiklah, jika memang banyak yang selalu menganggap rezeki itu tentang fulus (uang), maka bagi penulis tidak. Bagi penulis, apa pun yang memberikan kemanfaatan adalah rezeki, seperti ketenangan hati, kenyamanan beribadah tanpa gangguan apa pun, keleluasaan menghirup oksigen tiap hari, dan masih banyak lagi rezeki yang tidak dilirik oleh manusia.
Secara Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rezeki bermakna segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan). Seperti yang penulis katakan di awal, apa pun yang diberikan Allah SWT adalah rezeki dan rezeki ini bukan hanya tentang uang atau makanan. Apa pun yang bisa memelihara kehidupan manusia, maka itu adalah rezeki.
Baca Juga :
- Wadah Rejeki yang Dikesampingkan
- PBNU Umumkan Pelaksanaan Muktamar NU Ke-34 Di Lampung
- BMT NU Cabang Wonosari Buat Icon Baru
- Doa untuk Bencana Alam Gunung Semeru
Sekali lagi, rezeki bukan hanya tentang fulus (uang). Namun, jika masih ingin bersikeras menganggap rezeki hanya tentang uang, silahkan saja. Bagi penulis, bukan soal makna rezeki yang penting karena itu hanya soal definisi belaka, namun yang penting adalah upaya menambah rezeki melalui jalur spiritual (doa).
Melalui salah satu kegiatan di pesantren, penulis mendapatkan sebuah doa yang bisa menambah rezeki seseorang melalui jalur spiritual (doa). Doa tersebut penulis dapatkan dari salah satu kajian kitab kuning di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Desa Tumpeng Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso.
Tiap usai salat Ashar, salah satu kegiatan di Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng adalah ngaji kitab kuning dengan metode sorogan. Kitab kuning yang dikaji adalah Ta’limul Muta’allim karya dari Syekh Zarnuji.
Di dalam kitab tersebut, Syekh Zarnuji menjelaskan beberapa doa yang apabila dibaca bisa menjadi sebab penambah rezeki. Tidak hanya menyebutkan doanya saja, Syekh Zarnuji juga menjelaskan kapan doa itu harus dibaca.
Redaksi kitabnya begini:
ومما يزيد في الرزق أن يقول كل يوم بعد انشقاق الفجر إلى وقت الصلاة سبحان الله العظيم سبحان الله وبحمده أستغفر الله وأتوب إليه مائة مرة وأن يقول لآ إله إلا الله الملك الحق المبين كل يوم صباحا ومساء مائة مرة.
Artinya: “Dan sebagian dari sesuatu yang bisa menambah rezeki yaitu setiap hari setelah terbitnya fajar sampai mendirikan salat (subuh) membaca doa “Subhanallah al-‘adzim subhanallah wabihamdihi astaghfirullah wa atubu ilaihi” sebanyak 100 kali. Dan membaca doa “Laa ilaaha illallah al-malikul haqqul mubin” setiap pagi dan sore hari sebanyak 100 kali.” (Ta’limul Muta’allim, hlm. 45).
Pertama, doa yang harus dibaca ketika terbitnya fajar sampai mendirikan salat Subuh yaitu doa:
سُبْحَانَ الله الْعَظِيْمِ سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ... ١٠٠×
Bacaan tersebut sering dibaca di Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng setelah adzan Subuh sampai iqamah, hanya saja redaksinya berbeda. Redaksi doa yang sering dibaca di Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng begini:
سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ الله الْعَظِيْمِ أَسْتَغْفِرُ الله
Kedua, doa yang harus dibaca ketika pagi dan sore hari yaitu doa:
لآ إِلَهَ إِلاَّ الله اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْن ... ١٠٠×
Bacaan tersebut sering dibaca di Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng ketika dzikir setelah menunaikan salat Subuh, hanya saja redaksinya ada tambahan ketika bacaan tersebut sudah sampai 100 kali. Tambahannya sebagai berikut:
لآ إِلَهَ إِلاَّ الله اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْن ... ١٠٠× مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله صَادِقُ الْوَعْدِ الْآمِيْن ... ٣×
Doa yang dijelaskan Syekh Zarnuji dalam kitabnya itu sudah diamalkan di Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng. Insyaallah, dengan penuh keyakinan dan atas izin Allah SWT doa tersebut bisa menjadi sebab penambah rezeki. Tapi, perlu diingat, doa saja tidak cukup. Harus diimbangi dengan ikhtiar (usaha) dan tawakkal ilallah (pasrah pada Allah SWT).
Baca Juga :
- Hari Guru Nasional dan Keta'dziman Kiai Kholil Bangkalan
- Usulan Aswaja NU Center PCNU Bondowoso Di Muktamar NU Ke-34
Selamat mengamalkan dan semoga kita senantiasa diberikan rezeki yang barokah dan banyak. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.
Penulis : Muhlas, Santri Ponpes Miftahul Ulum Tumpeng
Editor : Gufron
Tags:
HIKMAH