Akhir-akhir ini publik dibuat geram oleh oknum polisi yang tidak bertanggung jawab, oleh pimpinan Boarding School yang bejat dan beberapa lainnya namun tak terlalu mengapung ke media.
Bakda aksi yang tidak manusiawi mencuat ke media sosial itu, muncullah berbagai respon dari berbagai kalangan. Kebanyakan responnya adalah respon pedas, tanggapan-tanggapan yang kurang enak didengar. Bahkan salah.
"Polisi kurang ajar. 7 turunan kau hidup sengsara." Salah satu dari sekian banyak respon publik yang pernah saya baca di kolom komentar platform facebook.
Baca Juga :
Mereka tidak manusiawi, tidak bertanggung jawab. Iya, mereka salah, jelas. Semuanya sepakat. Tetapi excessive response, menyelipkan komentar yang justru akan memperkeruh keadaan juga keliru bin salah.
Bahkan bila terjadi layaknya di paragraf ke tiga tadi; mencaci, mendoakan buruk kepada orang lain, dikhawatirkan justru terjadi seperti yang didawuhkan Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam Risalatul Mu‘awanah wal Mudzaharah wal Muwazarah:
واحذر أن تدعو على نفسك أو على ولدك أو على مالك أو على احد من المسلمين وإن ظلمك فإن من دعا على من ظلمه فقد انتصر
"Janganlah mendoakan buruk untuk dirimu sendiri, keluargamu, hartamu, ataupun seseorang dari kaum muslimin walaupun ia bertindak zalim terhadapmu. Sebab barangsiapa yang memohonkan doa buruk untuk orang yang menzaliminya, maka ia (juga) telah membalasnya."
Baca Juga :
Lebih ngeri, datang dari kisah Hujjatul Islam al-Ghazali dalam salah satu karyanya:
Konon, ada seseorang yang gemar dan semangat sekali mencaci maki Al-Hajjaj, seorang gubernur Kufah di masanya yang sering bertindak zalim.
Singkat kisah, suatu waktu salah seorang ulama berkata kepada pencaci itu: "Sesungguhnya Allah SWT akan menyiksa orang yang memaki Al-Hajjaj sebab lidahnya, seperti halnya Allah SWT menyiksa Al-Hajjaj sebab kezalimannya."
Menyikapi silih bergantinya kejadian yang tak mengenakkan ini, ada yang penting ketimbang mencaci tersangkanya. Ada yang bermanfaat ketimbang mendoakaan buruk para pelakunya.
Begini saja, (sepertinya lebih baik) yang menjadi orang tua, lebih hati-hati dan disiplinlah dalam mendidik buah hatinya. Yang menjadi senior, lebih perhatianlah dalam melindungi adik-adiknya. Yang menjadi junior, teruslah saling menjaga diri, saling menasehati satu sama lain.
Semoga negeri ini lebih baik, wa ahluhu jami'an. Aamiin.
Penulis : Muhammmad Fauzan, Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo
Editor : Muhlas