PK PMII RBA STAI At-Taqwa Rekonstruksikan Pendidikan di Bondowoso Melalui Sarasehan Pendidikan

Serasehan PK PMII RBA At- Taqwa Bondowoso
Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (
PMII) Raden Bagus Asra (RBA) STAI At-Taqwa Bondowoso
merekonstruksikan arus informasi pendidikan di Bondowoso melalui Sarasehan
Pendidikan yang digelar di Aula
STAI At-Taqwa Bondowoso, Kamis (23/12).


Kegiatan yang mengusung tema "Pandemi belum berakhir,
apa kabar pendidikan di Bondowoso?" ini dihadiri oleh kader PMII At-Taqwa,
perwakilan mahasiswa At-Taqwa dari masing-masing kelas, kader HMI dan GMNI
serta PC IPPNU Bondowoso.

Baca Juga :



Ketua Panitia, Abay, menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan
tersebut untuk merekonstruksikan arus informasi pendidikan dan sebagai ruang
berpikir kritis bagi siapa pun, khususnya mahasiswa yang nantinya akan
berkecipung di dunia pendidikan.



"Ruang berpikir kritis terhadap pendidikan ini sebagai
upaya untuk menciptakan pola pendidikan baru di Bondowoso agar tidak
stagnan," katanya saat dikonfirmasi wartanu.com, Kamis (23/12).



Target kegiatan ini, lanjut Abay, siapa pun yang berkecipung
di dunia pendidikan bisa merekonstruksi kesadaran pendidikan di Bondowoso di
tengah-tengah berlangsungnya Pandemi Covid-19 hingga sekarang.



Sementara Ketua Komisariat, Lubabul Jannah menjelaskan bahwa
hadirnya Pandemi Covid-19 menuntut dunia pendidikan untuk tetap berlangsung
melalui bantuan teknologi, seperti zoom, google meet, class room dan lainnya.



"Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran
guru untuk dapat berinteraksi dengan anak didik sebab edukasi bukan hanya
sekadar memperoleh pengetahuan saja, tetapi juga tentang pendidikan karakter,
etika dan moral," ujarnya.



Pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini, lanjutnya, menjadi
tantangan untuk bisa menciptakan kreativitas individu dalam menggunakan
teknologi agar bisa mengembangkan dunia pendidikan.



"Kondisi pandemi Covid-19 juga memaksa para pemangku
kebijakan di bidang pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam melaksanakan
proses pembelajaran," lanjutnya.



Wanita yang kerap disapa Luba ini meneruskan, penyesuaian
yang sudah diwujudkan itu salah satunya adalah kebijakan Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka (MB-KM) yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui pembelajaran di
luar kampus atau sekolah.



"Lalu, apa kabar pendidikan di Bondowoso? Apakah Pandemi
Covid-19 masih menghantui pendidikan di kota Tape ini? Semuanya akan terjawab
melalui Sarasehan Pendidikan ini," tegasya.



Di sisi lain, Ketua Cabang PMII Bondowoso, Saiful Khoir
menyebut adanya teknologi sebagai media pembelajaran di tengah berlangsungnya
Pandemi Covid-19 sudah tidak asing lagi.



"Hari ini kita sudah tidak asing dengan istilah zoom,
e-learning dan lainnya karena di tengah berlangsungnya Pandemi Covid-19 ini
kita semua dituntut untuk berinovasi dan berkreasi dalam dunia
pendidikan," katanya, menjelaskan.



Khoir, sapaan akrabnya meneruskan bahwa melalui Sarasehan
Pendidikan ini juga bisa menjadi wadah untuk menciptakan sebuah gambaran baru
bagaimana menghasilkan inovasi yang efektif dan efisien ke depan dalam
pendidikan, khususnya di Bondowoso.



"Di sini sudah hadir orang-orang yang kompeten dalam
bidang pendidikan dan kita bisa saling berdiskusi untuk menciptakan program
pendidikan yang efektif di masa depan, karena tidak ada yang tahu kapan Pandemi
Covid-19 ini akan berakhir," tutupnya.

Baca Juga :



Sedangkan Majelis Pembina Komisariat (MABINKOM), Abdul
Mufid, membeberkan bahwa hadirnya Pandemi Covid-19 sangat membatasi aktifitas
manusia, khususnya di bidang pendidikan sehingga istilah pembelajaran secara
zoom, class room sudah tidak asing lagi di telinga manusia.



"Tapi, pembelajaran secara online ini masih belum
efektif untuk mencapai target pendidikan, sehingga dengan adanya Sarasehan
Pendidikan ini mudah-mudahan ada solusi yang tepat untuk mensukseskan
pendidikan di Bondowoso di tengah berlangsungnya Pandemi Covid-19,"
ujarnya.



Suasana serasehan PK PMII RBA di Aula At- Taqwa Bondowoso 
Selain itu, ia juga mengapresiasi langkah PK PMII RBA STAI
At-Taqwa Bondowoso yang mengadakan ruang berdiskusi tentang kemajuan pendidikan
di Bondowoso melalui Sarasehan Pendidikan.



"Bagaimanapun juga, aktifis atau pemuda Bondowoso
merupakan generasi untuk melakukan inovasi dalam pendidikan di Bondowoso.
Terima kasih dengan ide cemerlang PK PMII RBA ini, semoga hasil yang
didiskusikan bisa menjadi rekomendasi pendidikan di Bondowoso," katanya,
mengakhiri.



Terakhir, Ketua STAI At-Taqwa Bondowoso yang diwakili oleh
Waka 1 Bidang Akademik, Dr. Bahtiar Rifa'i menjelaskan pentingnya kegiatan
Sarasehan Pendidikan oleh mahasiswa pergerakan mengingat SDM yang ada di
Bondowoso sangat lambat. 



"Kegiatan Sarasehan Pendidikan ini kalau perlu terus
inten karena pendidikan di Bondowoso memang perlu percepatan-percepatan
mengingat SDM yang ada sangat lambat, khususnya di SDM di daerah pedalaman atau
pelosok yang berbeda jauh dengan SDM di wilayah perkotaan," ucapnya.



Dr. Rifa'i yang juga Tim Ahli DPRD ini menceritakan bahwa
dulu ketika melakukan penelitian di masyarakat tentang pendidikan yang dibagi
tiga segment, yaitu daerah perkotaan, pinggir kota dan pedalaman.



"Persepsi dan asumsi serta image masyarakat terhadap
pendidikan itu memang lebih tinggi di wilayah kota dan pinggir kota, sedangkan
pedalaman lambat sekali sehingga kebijakan itu tidak bisa dijalankan secara
serentak oleh masyarakat," katanya.



Untuk bisa meratakan konsep kebijakan pendidikan itu,
lanjutnya, harus ada strategi bagaimana kebijakan itu tidak hanya dilaksanakan
di daerah kota dan pinggir kota melainkan juga dilaksanakan di pedalaman.



"Karena di pedalaman ada istilah "Masuk siang
pulang pagi" yang artinya, masuknya terlalu siang dan pulangnya lebih pagi
dari yang lain. Biasanya jam 7 masuk, di pedalaman itu masuknya bisa jam 9 dan
pulangnya jam 11. Jadi, hanya masuk selama 2 jam," lanjutnya.



Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja,
harus ada percepatan agar kebijakan itu benar-benar merata.



"Belum lagi karena Pandemi Covid-19 yang sangat
mengganggu kegiatan kita di sektor apa pun, khususnya pendidikan. Sekarang,
pendidikan kita dibagi menjadi dua, offline dan online karena memang mengikuti
kebijakan SKB 4 menteri," pungkasnya.



Pantauan di lapangan, PK PMII RBA STAI At-Taqwa Bondowoso
menghadirkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso, Dr. Drs. H.
Sugiono Eksantoso, MM, Ketua Komisi IV DPRD Bondowoso, Adi Krisna, SH, Pengamat
Pendidikan, M. Hairul, S.Pd, M.Pd, dan Tim Ahli DPRD yang sekaligus Waka 1
Bidang Akademik STAI At-Taqwa Bondowoso, Dr. Bahtiar Rifa'i, S.Ag, M.Pd.I
sebagai narasumber dan M. Firmanzah, S.Pd sebagai moderator.



 



Penulis : Muhlas



Editor : Gufron

Lebih baru Lebih lama