Tempati Aula Baru, MWCNU Wonosari Gelar Kajian Ramadhan Pertama

MWCNU Wonosari adakan Kajian Ramadhan Pertama di Aula yang baru
Bondowoso - Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wonosari menggelar Kajian Ramadhan pertama di Aula MWCNU Wonosari yang baru, Wonosari, Bondowoso, Ahad (17/04).

Kajian Ramadhan pertama ini dihadiri oleh seluruh Pengurus MWCNU Wonosari, Ranting NU Se-Kecamatan Wonosari, IPNU-IPPNU, GP Ansor, Fatayat NU, Muslimat NU, ISNU, BMT NU Wonosari dan Pagar Nusa.

Ketua MWCNU Wonosari, H. Atok Urrahman mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan perdana yang dilakukan oleh MWCNU Wonosari di bulan Ramadhan.

Baca Juga :

"MWCNU Wonosari mengadakan Kajian Ramadhan di hari ini untuk pertama kalinya di bulan Ramadhan. Hari ini yang pertama, minggu depan yang kedua kalinya," katanya.

Melalui kegiatan tersebut ia berharap, hadirnya Kajian Ramadhan dapat menambah wawasan warga NU di Kecamatan Wonosari dan membangkitkan semangat dalam ber-NU.

"Niat yang mulia untuk menghidupkan kegiatan-kegiatan NU di bulan Ramadhan ini, semoga dapat menjadi perantara untuk mendapatkan barokah muassis NU," harapnya.

Jangan lewatkan  kajian keagamaan menjelang Buka Puasa di Masjid KH. Hasyim Asy'ari


Selain itu, H. Atok, sapaan akrabnya membeberkan bahwa Aula MWCNU Wonosari yang ditempati Kajian Ramadhan ini masih dalam tahap penyelesaian.

"Jadi, mohon maaf apabila ada kekurangan dalam kegiatan ini, khususnya tempat yang memang Aula MWCNU Wonosari ini masih baru dan masih tahap penyelesaian," pungkasnya.

H. Atok Urrahman saat mengisi sambutan di MWCNU Wonosari
Sementara Lora Miftahus Surur, Ketua Yayasan Manbaul Ulum Tangsil Wetan menjelaskan bahwa masalah ibadah fi'liyyah lebih baik langsung dilakukan daripada dikaji teorinya.

"Contohnya shalat. Secara teori al-Qur'an sudah menyebutkan perihal kewajiban shalat, namun secara pelaksanaannya tidak dijelaskan seperti apa tata caranya. Sehingga Nabi dalam haditsnya menyuruh para sahabat dan umatnya untuk shalat sebagaimana Nabi shalat," ungkapnya.

Selain itu, Lora Miftah, sapaan akrabnya juga menjelaskan bahwa untuk memahami malam lailatul qadar tidak cukup hanya dengan mempelajari Surat al-Qadar.

Baca Juga :

"Harus belajar juga ayat al-Qur'an yang lain seperti Surat ad-Dukhan ayat 3 yang menjelaskan tentang malam keberkahan yang juga mempunyai kesamaan dengan lailatul qadar," jelasnya.

Lebih lanjut Lora Miftah juga mengajak kepada seluruh warga NU untuk bersemangat menyambut malam lailatul qadar di bulan Ramadhan.

"Bersemangatlah mencari keberkahan malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits, Nabi menyebutkan tanda-tanda datangnya malam lailatul qadar yaitu tanggal ganjil di akhir bulan Ramadhan," pungkasnya.

Pantauan di lapangan, Kajian Ramadhan ini diawali dengan pembacaan istighotsah yang dipimpin langsung oleh Ketua MWCNU Wonosari, H. Atok Urrahman, dan diakhiri dengan buka bersama. (*)


Penulis: Muhlas

Editor : Gufron

Lebih baru Lebih lama