KH. Said Aqil Siradj, saat menyampaikan 5 perang besar tantangan zaman |
Lima perang besar tantangan zaman tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh KH. Said Aqil Siradj dalam rilis resmi di akun Instagram @nuchannel pada Ahad (05/06).
Menurut KH. Said Aqil Siradj, lima perang besar tantangan zaman tersebut di antaranya adalah Perang Kebudayaan Pop (Pop Culture War), Perang Digital (Digital War), Perang Mata Uang (Currency War), Perang Biologi (Biological War), Perang Makanan, Minuman dan Energi (Food Water and Energy War).
Baca Juga :
- PWNU Jatim Bersama Santri Design Umumkan Pemenang Lomba Video Pendek
- Dubes UEA dan PBNU Bahas Program Scholl of Future Studies
- Festival Rempah Nusantara, Ketua DPRD Bondowoso; Upaya Wali Songo Menyebar Islam melalui Seni Budaya
"Kita sedang menghadapi lima perang besar. Pertama, Pop Culture War (Perang Kebudayaan Pop) yang mengikis kebudayaan dan peradaban lokal bangsa. Serta meracuni anak-anak muda untuk berkiblat pada bangsa lain dan tidak lagi mencintai bangsanya sendiri," katanya.
Kedua, lanjutnya adalah Perang Digital (Digital War) yang memporak-porandakan daya manusia dari segala kegiatannya.
"Yang kedua, Digital War (Perang Digital). Dari bangun tidur sampai tidur lagi, dari ujung kaki sampai ujung rambut, kejahatan digital telah memenjara produktivitas dan menciptakan ketergantungan. Serta mengendalikan dan mempengaruhi cara pandang, gaya hidup dan keputusan serta perilaku setiap individu," lanjutnya.
Selain itu, perang yang tidak disadari oleh masyarakat Indonesia adalah perang mata uang yang dialihkan dari kertas menjadi digital.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Jakarta Selatan ini, mata uang hari ini dikendalikan oleh ekosistem dan pengendali global.
"Ketiga, Currency War (Perang Mata Uang). Perubahan sistem mata uang konvensional ke digital serta kedaulatan keuangan suatu bangsa sedang dikoyak dan dikendalikan oleh ekosistem dan para pengendali global," ujarnya.
Yang tidak kalah pentingnya menurutnya adalah Perang Biologi (Biological War) yang menjadi senjata paling ampuh untuk menaklukkan bangsa lain.
"Keempat, Biological War (Perang Biologi). Senjata biologi adalah senjata yang paling ampuh untuk menaklukkan bangsa-bangsa dengan menyebarkan virus serta memperdagangkan anti virusnya menjadi daya tawar baru di era ini," ungkap KH. Said yang juga menjadi Rektor di Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon.
Baca Juga :
- Bupati Bondowoso Sebut PMII Sebagai Organisasi Kaderisasi Dengan Paham Aswaja
- Kitab Rujukan Utama Ushul Fiqih Mazhab Syafi'i
Terakhir, lanjut KH. Said adalah Perang Makanan, Minuman dan Energi (Food Water and Energy).
"Negara maju mengeksploitasi dan menguasai sumber-sumber pangan, air dan energi yang ada di negara lemah dengan dalih investasi ataupun menciptakan ketergantungan baru," pungkasnya. (*)
Penulis : Muhlas
Editor : Gufron