Wartanu.com - Tanoker Ledokombo terus mengupayakan agar perkawinan anak, kesehatan reproduksi, perlindungan kepada perempuan dan kekerasan terhadap anak terus digaungkan.
Acara yang dikemas 'Media Gathering dan Diskusi Panel' mengusung tema 'Peran Media Massa dalam Membantu Mendobrak Budaya Tabu dan Stigma Diskriminatif Terkait Hak Kesehatan Reproduksi Remaja serta Mendorong Perbaikan Kebijakan Terkait Pemenuhan Hak-hak Orang Muda' di Hotel Dafam Fortuna Jember. Senin, (26/6/2023).
Hal itu dilakukan sebagai bentuk usaha konkret agar timbul paradigma yang positif terhadap pemenuhan hak-hak orang muda.
Tidak hanya itu, Tanoker Ledokombo melalui Program Power to Youth diharapkan akan mengurangi angka-angka dari beberapa fenomena diatas.
Baca Juga:
Oleh karena itu, Tanoker Ledokombo menggandeng media massa untuk melakukan gerakan pemberitaan yang masif sebagai bentuk sinergitas untuk juga menyampaikan pesan-pesan bermoral terhadap masyarakat.
Project Manager Program Power to Youth, Nurhadi mengungkap bahwa langkah sejauh ini yabg dilakukan sudah mulai mendapatkan titik terang.
"Power to Youth ini merupakan kekuatan anak muda dengan fokus 3 program didalamnya. Diantaranya, Kesehatan Anak, Pencegahan Perkawinan Anak, Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak," katanya.
Menurutnya, menggandeng beberapa media ini diharapkan menjadi kekuatan untuk terus mengedukasi isu yang sedang hangat ini.
Baca Juga:
"Media massa punya peran penting dalam mengangkat isu tersebut baik yang bersifat kasulstik maupun edukatif. Saya meyakini isu ini tidak bisa ditangani oleh satu pihak, perlu adanya keterlibatan peran penting dari Jurnalis," lanjutnya.
Sehingga, informasi yang beredar dapat menemukan keseimbangan dalam upaya melakukan pencegahan dan penanganan terkait isu perempuan dan anak.
Disisi lain, Direktur Tanoker Ledokombo, Farha Ciciek menuturkan bahwa isu ini masih menjadi budaya tabu di masyarakat.
Oleh sebab itu, isu yang sedang hangat ini memiliki dampak yang berarti terhadap masyarakat.
Baca Juga:
"Isu yang akan dibahas ini istilah merupakan kejahatan terhadap manusia yang berbalut tabu," ujarnya.
Terlebih beberapa isu tersebut tidak semuanya terungkap karena adanya beberapa ancaman yang mendegradasi mental para korban.
"Kehadiran media diharap untuk mengungkap hal yang berbau tabu itu agar tumbuh pemikiran kemanusiaan yang adil dan beradab," tambahnya.
Acara tersebut dihadiri lebih dari 30 Jurnalis dari berbagai media di Kabupaten Bondowoso dan Jember. ***
Penulis: Haris
Editor: Gufron