Hargailah Waktumu dan Gunakan Sebaik Mungkin

Dicky Hasan Prayitno, Anak Muda NU
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh sahabat Islam. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT sehingga senantiasa bisa berkumpul dengan orang saleh dan ahli ilmu.

Kali ini yang akan dibahas tentang sesuatu yang terkadang dianggap tidak penting padahal sangat berharga. Apa itu? Jawabannya adalah waktu. Yah waktu! Ada apa dengannya? Sehingga diharuskan untuk mengetahui lebih dalam akan berharganya sebuah waktu, terutama dalam kehidupan.

Kaji, yuk!                                   

"Ah, gabut aku boy." Kata-kata tersebut sudah menjadi kelaziman dan kelumrahan lagi untuk di dengar. Seakan-akan sudah menjadi hidangan setiap hari, khususnya kalangan milenial. 

Rasa demikian biasanya melanda seseorang yang sendiri tanpa adanya kawan dan kegiatan sehingga mengakomodir berbagai cara untuk menghilangkan perasaan tersebut. Sebenarnya jikalau dipikir secara logika, mungkin cocok dengan hadist Rasulullah SAW di dalam kitab Risalatul Mu'awanah lil Imam al-Qutb al-Habib Abdullah bin Alawi Al haddad:

الجليس الخير خير من الواحدة، و الواحدة خير من جليس السوء

Artinya : "Berkumpul (majelis) kebaikan lebih baik daripada sendirian, dan menyendiri lebih baik daripada berkumpul (majelis) kejelekan."

Berhubung tidak semua orang mengerti akan hal tersebut, makanya ada yang memilih untuk kemaksiatan. Sehingga, membuat dirinya secara tidak sadar kalau hal tersebut menjadikan catatan terpuruk dalam lembaran buku umur hidupnya semasa di dunia. Bahkan, seakan-akan kadang lupa bahwasanya umur manusia di setiap harinya berkurang dan hilang. 

Baca Juga : 

Maka, detik tidak dihentikan apalagi berputar berbalik arah. Mengapa? Karena dari saking pentingnya sebuah waktu. 

Al-Qur'an saja menegaskan dalam QS. al-Ashr: 1-2, sebagai berikut :

وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ(٢)

Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.” 

Kemudian, dilanjut dalam QS. al-'A`raf: 34 berikut:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Artinya : "Dan, setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya telah tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." 

Nabi Muhammad SAW bersabda:

لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

Artinya : “Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rab-Nya sehingga ditanya tentang lima hal; Pertama, tentang umurnya digunakan untuk apa. Kedua, tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa. Ketiga dan keempat, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan dibelanjakan appa saja. Kelima, tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. at-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud: Lihat ash-Shahihah, No. 946).

Referensi dari al-Qur'an dan hadits di atas begitu kurang diperhatikan. Sehingga, mengakibatkan kurangnya i'tiqad akan hal tersebut, khususnya di kalangan remaja. Karena bagi mereka, remaja tidak akan terulang kembali. Sehingga mereka hiasi masa mudanya dengan keglamoran dunia. 

Jika dipikir secara efektif lagi, akan lebih berfaidah menabung kebaikan sejak remaja daripada menabung semasa tua (seusainya). Seperti firman Allah SWT dalam QS. az-Zalzalah: 7-8 berikut:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ (٧) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ (٨)

"Maka, barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya."

Dari ayat al-Qur'an tersebut dapat disimpulkan, bahwasanya apa yang dilakukan oleh seseorang itu akan kembali pada dirinya sendiri. Baik dan buruknya memiliki konsekuensi tersendiri yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.

Maka, marilah manfaatkan waktu sebaik mungkin dan tebarkan kebaikan meskipun hanya satu bulir dari kebaikan tersebut.

Semoga bermanfaat.

Wallaahu a'lam bis shawab.


Penulis : Dicky Hasan Prayitno, Anak Muda NU

Editor : Haris

Masuki M. Astro, Donatur Tetap wartanu.com

Lebih baru Lebih lama