Manusia Kepala Dingin

Eka Widyasih, Anggota Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PAC IPPNU) Kecamatan Bondowoso
Di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat seorang siswa, namanya Gilang. Gilang merupakan seorang siswa yang bandel juga pemalas, dia tak mau berpikir untuk mengerjakan tugas. 

Setiap ada tugas, pasti bawaannya ingin nyontek pada teman sebangkunya yaitu Radita. Karena, Radita merupakan salah satu siswa pintar di kelasnya yaitu kelas 7A. 

Tepat, pada pagi itu guru matematika mengumumkan bahwa akan diadakan ulangan harian, tentunya semua murid merasa gelisah dan takut tidak bisa mengerjakan soal ulangan yang diberikan oleh gurunya.

“Pagi anak-anak!," sapa Bu Habibah yang merupakan guru matematika di sekolah tersebut.

“Pagi bu!," sahutnya dengan serentak siswa dan siswi kelas 7A.

“Hari ini kita ulangan harian,” kata Bu Habibah.

Semua murid terbelalak mendengar hal itu. Sungguh hari yang kurang menyenangkan. Ketika melihat ekspresi dari siswa dan siswi di kelas tersebut. Akan tetapi, dengan hal ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana daya serap mereka selama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. 

“Untuk mengerjakan soal matematika ini, Ibu sengaja memberi waktu 2 jam. Agar kalian bisa berpikir dengan kepala dingin. Baiklah, Ibu akan bagikan soalnya sekarang," jelas Bu Habibah seraya berkeliling membagikan soal ulangan.

Baca Juga :

Seusai membagikan, tiba-tiba hp Ibu Habibah berdering tanda ada telepon masuk.

“Aduh, ada panggilan masuk," gumamnya.

“Anak anak, tunggu sebentar ya! Ibu ada kepentingan," kata Bu Habibah yang langsung pergi ke luar kelas sembari berbicara dengan seseorang yang meneleponnya.

“Siap Bu,” jawabnya dengan penuh semangat. Seakan akan banyak kesempatan.

“Dit!," bisik Gilang kepada Radita yang duduk sebangku dengannya.

“Apa?" sahut Radita.

“No 1 apa jawabannya?” tanya Gilang.

“Ya ampun Gilang, soal ini mah gampang,” kata Radita.

“Ya terus?” kata Gilang.

“Makanya kamu kerjakan soal ini dengan kepala dingin".

Gilang menghela nafas, lalu dia beranjak dan pergi ke luar kelas. Tanpa berpamitan sebab Ibu Habibah yang masih bercakap dengan seseorang melalui sambungan handphonenya.

7 menit kemudian, Gilang kembali dengan membawa sebuah kantung keresek berwarna putih. Gilang pun kembali duduk di bangkunya. Lalu dia mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam keresek putih tersebut. 

Setelah Gilang ambil dan dikeluarkan dari dalam kresek tersebut. Tampak sebuah es batu. Diambillah es batu tersebut menggunakan tangan kirinya, kemudian diletakkan tepat pada atas kepalanya. Sementara tangan kanannya sibuk menulis jawaban soal matematika. Radita yang tak sengaja melihat dibuat heran.

“Kamu lagi ngapain sih Lang?” tanya Radita.

“Aku sedang mengerjakan soal,” jawab Gilang.

“Lah terus, untuk apa es batu kamu letakan di kepala kamu?” tanyanya kembali seakan aneh akan kelakuan Gilang.

“Katanya aku harus mengerjakan soal matematika dengan kepala dingin. Es batu kan dingin. Ya sudah, kuturuti saja apa katamu,” jelas Gilang yang membuat Radita naik darah.

“Oh my god, Gilang! Maksud aku itu bukan seperti itu. Maksud kepala dingin itu adalah kepala kamu itu harus berfikir dengan tenang. Bukannya didinginkan pakai es batu,” gerutu Radita.

Sementara itu Gilang hanya tersenyum menunjukkan semua giginya. “hehehehe…,” tawa Gilang.

“Lah kok malah ketawa sih Lang? Capek dehh!” tanggap si Dita seraya menepuk keningnya.

Baca Juga : Menanggapi Video Viral; Cara Menepuk Imam yang Benar Agar Tahu Di Belakang Ada Ma’mum

“Lagian kamu juga sih gak ngasih tau aku Dit!” kata Gilang sembari menggaruk kepalanya. 

“Aduuuuhhh, Gilang. Terserah lu deh, entar kalau sampai ketahuan Bu Habibah, Gimana? Kamu mau tanggung jawab?” tegasnya dengan nada kesal.

Tanpa jawaban, Gilang hanya bisa terdiam dan mengangguk- mengangguk tanpa ekspresi. Hingga pada akhirnya si Gilang melelehkan es batu yang ada dikepalanya hingga habis dan melanjutkan mengerjakan soal ulangan tersebut.


Penulis : Eka Widyasih, Anggota Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PAC IPPNU) Kecamatan Bondowoso

Editor : Haris

Lebih baru Lebih lama