Ilustrasi, foto Syaikhona Kholil Bangkalan (Tim Kreatif) |
Suatu waktu, Kiai Kholil menaiki dokar / delman guna perjalanan ke suatu daerah. Kiai Kholil sangat menikmati perjalanan sambil lalu ngobrol ringan dengan sang kusir.
Di tengah obrolan, Kiai Kholil sempat bertanya: ihwal kuda yang dinaikinya.
"Kudanya bagus Pak. Ini dari mana?" Tanya Syaikhona.
Baca Juga :
- Usulan Aswaja NU Center PCNU Bondowoso Di Muktamar NU Ke-34
- MWCNU Taman Krocok Rutin Gelar Istighasah dan Shalawat
- Jejak Langkah Santi Mencapai Wisudawati Terbaik Di STAI At-Taqwa Bondowoso
Dengan santai penuh ta'dzim sang kusir menjawab, bahwa kuda yang dinaikinya berasal dari Kota Bima, Nusa Tenggara Timur.
Spontan Kiai Kholil menyuruh kusir berhenti. Beliau memutuskan untuk turun dan memilih jalan kaki sebelum sampai ke tujuan. Sang kusir kaget. Heran campur aduk, khawatir ada tindakan yang tak mengenakkan hati beliau.
Alhasil ternyata tidak. Alasan satu-satunya beliau bertindak demikian adalah Ikroman li-syaikhihi (menghormati gurunya). Pasalnya, salah satu guru beliau berasal dari Kota Bima.
Kiai Kholil enggan menaiki kuda, atau hewan apapun yang berasal dari daerah sang guru berasal. Ulama icon Kota Bangkalan ini khawatir tidak mendapat ridha penuh dari sang guru bila tidak menghormati jenis hewan dari daerah sang guru berasal.
Usai membaca beberapa paragraf ini, saya lalu berfikir, bahwa penghormatan & ketakdiman saya masih tak ada apa-apanya bila dibanding dengan seorang murid haqiqi layaknya Kiai Kholil Bangkalan kepada gurunya.
Hari ini, 25 November 2021 diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Saban taunnya para siswa, alumni sebuah lembaga & pesantren bermunculan menulis, menuangkan catatan sebagai bentuk penghormatan kepada guru-gurunya.
Ada yang lebih penting dari itu, yakni bentuk nyata penghormatan & khidmat kita kepada guru. Bentuk nyata ini beragam. 'Paling apes' adalah mendoakan beliau-beliau. Memohonkan kepada sang ilahi robby agar guru-guru kita selalu dilimpahi kebahagian dunia maupun akhirat.
Baca Juga :
Sekali lagi, selamat Hari Guru Nasional. Semoga bisa meneladani sifat mulia guru, dan bila menjadi guru semoga menjadi teladan yang di Ridhoi Allah SWT.
Penulis : Muhammad Fauzan, Santri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo yang juga masih belajar dan mengabdi di Nurul Qarnain Jember
Editor : Gufron