Adaptasi dan Kreasi PMII di Era Society 5.0

Romli Yahya, PC PMII Bondowoso Komisariat RBA STAI At-Taqwa Bondowoso
Perubahan zaman tidak dapat dielakkan lagi
dan perubahan itu selalu menuntut manusia untuk mampu beradaptasi. Siap tidak
siap, secara personal maupun kelompok manusia dituntut untuk mampu menghadapi
perubahan tersebut dengan caranya masing-masing. Pelbagai perubahan zaman itu,
mulai dari era 1.0 sampai
revolusi industri 4.0 membuat kehidupan manusia dari
berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, politik, seni dan budaya secara
drastis berubah. Belum lagi dampak perubahan dari hadirnya revolusi industri
5.0 yang sering kita sebut dengan
Era Society 5.0.

Jika di era 4.0 manusia dibuat selalu bergantungan
terhadap teknologi dalam setiap lini kehidupannya, maka di era society 5.0 yang
dikenalkan oleh Jepang sejak 2017 ini membuat manusia yang awalnya tidak
memperhatikan dirinya karena terlena dengan teknologi, akan membuat manusia
lebih memanusiakan manusia dalam bingkai teknologi yang super canggih. 

Artinya,
kebergantungan manusia pada teknologi sampai meninggalkan pola hubungan antar
manusia akan dikembalikan lagi pada semula yaitu menjaga keharmonisan interaksi
manusia (
hablum minannas) dengan memanfaatkan teknologi sebagai wadahnya.

Baca Juga :

Itu sekilas mengenai perubahan zaman yang secara
personal maupun kelompok dituntut untuk cepat merespon hadirnya zaman, baik dari
segi pendidikan, ekonomi, agama, politik, seni dan budaya. Diakui atau tidak industri
4.0 yang belum bisa dikatakan selesai sudah kehadiran industry 5.0 dan kini
manusia sudah dikenalkan dengan industri 5.0 itu. 

Perubahan zaman yang
sedemikian cepatnya ini tidak hanya menjadi bahan kajian dan perhatian manusia
secara personal saja, namun juga kelompok, organisasi. Tentu Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam hal ini juga ikut menyambut hadirnya dua
era sekaligus yaitu industry 4.0 dengan segala teknologinya yang menterlenakan segala
penggunanya dan industry 5.0 dengan menitikberatkan pada aspek memanusiakan
manusia (
hablum minannas) dengan bingkai teknologi yang super canggih.

PMII dengan prinsipnya yaitu menjaga nilai-nilai lama yang
masih relevan dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih relevan (
al-Muhafadlatu
‘alal qadiimis shaalih wal akhdzu bil jadidil ashlah
) terus melakukan upaya
untuk beradaptasi dan berkreasi dengan hadirnya era revolusi industry 4.0 dan
juga revolusi industry 5.0 yang dipenuhi dengan teknologi yang super canggih.

Menghadapi era tersebut, ada beberapa cara yang bisa
dilakukan organisasi berbasis kaderisasi sepertiPMII yang berdiri sejak 61
tahun lalu ini untuk beradaptasi dan berkreasi dengan dua era sekaligus. 

Pertama,
sebagai organisasi kaderisasi, adaptasi dan kreasi PMII bisa dilakukan dengan
cara melebur dengan hadirnya teknologi kemudian melakukan penyesuaian diri
dengan memanfaatkan teknologi dalam setiap kebutuhannya, baik untuk
administrasi kepengurusan maupun kegiatan-kegiatan PMII lainnya. 

Dengan
memanfaatkan teknologi tersebut salah satu keuntungannya adalah PMII tidak akan
hanya dikenal di kalangan nasional saja melainkan
go internasional,
sebab konsumen teknologi atau media sosial sifatnya umum dan penyebarannya pun
sangat cepat, apalagi diperindah dengan
conten creator, desain grafis
dan lain semacamnya.

Baca Juga :

Kedua, menjadi pengendali teknologi. Sumber Daya Manusia
(SDM) anggota dan kader PMII sangat banyak yang menggeluti persoalan IT.
Organisasi terbesar di Indonesia ini tentu tidak akan kekurangan kader untuk
mengisi ruang IT yang menjadi tantangan untuk bisa beradaptasi dan berkreasi
sesuai eranya. 

Hari ini, dunia IT atau dunia maya begitu erat kaitannya dengan
kehidupan manusia sehingga manusia hari ini tidak perlu melakukan interaksi
secara langsung untuk mengetahui watak atau kepribadian seseorang. Cukup dengan
memantau akun media sosialnya, maka kepribadian seseorang akan nampak. 

Nah, ini
PR besar bagi PMII bahwa menjadi pengendali dunia maya dengan cara membuat
konten-konten kreatif dan menarik yang mengajarkan dan mencontohkan bagaimana
harusnya menggunakan internet secara baik dan benar. Media sosial apa pun, PMII
harus melebur dan harus menjadi yang terupdate dan trending di media
sosial tersebut agar supaya publik terus menerus memperhatikan konten-konten
positif PMII, seperti mengajak warganet untuk menggunakan media sosial dengan
baik dan benar, mensyiarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah, menebar manfaat
dengan memberikan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan.

Diakui atau tidak, baik secara personal maupun
kelompok, di zaman milenial ini, kita dikenalkan dengan banyak teknologi dengan
segala manfaatnya. Namun, PMII tidak boleh terlena dengan hal tersebut
sebagaimana penjelasan di atas. Justru dengan hadirnya era tersebut, PMII
harusnya membuat kadernya lebih cerdas untuk memanfaatkan teknologi itu. Karena
memang salah satu tujuan hadirnya industri 5.0 ini adalah menjadikan manusia
sebagai pelaku utamanya. Artinya, manusia dituntut untuk cerdas dalam
menggunakan teknologi di setiap lini kehidupan. 

Kreasi PMII dalam hal ini yang
bisa dilakukan adalah dengan tidak hanya berperan sebagai pengguna akan tetapi
juga berperan sebagai pengendali teknologi. Adaptasi seperti itu memang perlu
dilakukan organisasi yang senantiasa mengamalkan dan menjaga ajaran Islam
Ahlussunnah wal Jamaah ini.

Ketiga, mengubah pola kaderisasi dan administrasi.
Sebagaimana dipahami bersama bahwa organisasi yang dinahkodai pertama kali oleh
Mahbub Djunaidi ini dalam perjalananya selalu mencetak kader yang siap tampil,
siap berkontribusi pada agama, bangsa dan negara. Mulai 1960 hingga 2022, penyebaran
kader-kader PMII di berbagai sektor kehidupan seperti agama, pendidikan,
ekonomi, sosial kemasyarakatan, seni budaya, dan politiktidak dapat diragukan
lagi kinerja dan kontribusinya. 

Tentu pola kaderisasi yang digunakan jauh
sebelum Era Society 5.0 ini hadir jauh berbeda dengan pola kaderisasi di era
sekarang. Jika dulu pola kaderisasinya harus face to face (tatap muka)
di suatu tempat tertentu, maka kaderisasi di era sekarang harusnya dapat
mempermudah anggota untuk mengikutinya. Salah satunya bisa melakukan kaderisasi
via google meet atau zoom meskipun masih ada beberapa kekurangan
di dalamnya seperti kaderisasi yang akan didapatkan hanya berupa materi saja
tidak sekaligus dengan interaksi sosial. 

Namun, jika kita perhatikan lebih
cermat bahwa kader PMII tidak bisa dipungkiri mengalami degradasi spirityang
luar biasa disebabkan padatnya kegiatan kaderisasi. Kendati demikian akhirnya
membuat kader semakin tidak semangat dan enggan untuk berproses di PMII hanya
karena padat kegiatan. Nah, untuk mensiati problem tersebut, PMII harus
mengubah pola kaderisasi yang sekiranya bisa menjangkau kader yang mulai
berkurangnya spiritnya.

Kemudian tidak kalah pentingnya adalah urusan
administrasi di organisasi yang kini dipimpin oleh Muhammad Abdullah Syukri
ini. Soal administrasi, di era society 5.0 juga harus mengubah pola
administrasi yang semula menggunakan manual menjadi digital agar pengurus dalam
hal ini tidak perlu disibukkan dengan yang namanya administrasi, baik pendataan
anggota, surat menyurat dan lain sebagainya. 

Perubahan dari pelayanan manual
menjadi pelayanan digital tentu akan mempercepat dan mempermudah kinerja pengurus
PMII dan anggota atau kader yang menjadi konsumennya. Hadirnya E-PMII yang
dicetuskan oleh PB PMII di bawah pimpinan Muhammad Abdullah Syukri tentu
disambut dengan luar biasa oleh seluruh anggota dan kader PMII se tanah air
karena hadirnya E-PMII menunjukkan bahwa PMII melek dan siap menghadapi zaman
sehingga melalui platform digital E-PMII inilah yang akan mempermudah
pengelolaan sistem database pengurus dan anggota secara rapi, termasuk sistem
manajemen kaderisasi dan sistem administrasi PMII berbasis digital.

Baca Juga :

Dengan
adanya pelaksanaan dan pengembangan adaptasi dan kreasi PMII di era society
5.0, maka kerja-kerja PMII akan terukur sejauh mana tingkat keberhasilannya,
kinerja-kinerja pengurus akan lebih efisien dan efektif, dan potensi kader atau
anggota PMII dapat diketahui sejauh apa perkembangannya. Untuk itu, mari
ber-PMII dengan baik dan mari melebur kemudian menjadi pengendali revolusi
industri 4.0 dan revolusi industri 5.0 agar supaya PMII tidak menjadi
organisasi penikmat zaman melainkan menjadi organisasi pengendali zaman. 

Sampai
kapanpun PMII akan tetap relevan untuk berkhidmat pada agama, bangsa dan negara
meskipun zaman terus berubah-ubah sebab 
kader-kader PMII selalu mampu membawa
perubahan, beradaptasi dan berkreasi sesuai dengan perubahan zamannya. Dengan
berdasar ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan cinta tanah air, PMII siap
untuk berkontribusi dan beradaptasi serta berkreasi di era digital ini karena
prinsipnya adalah:



المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح



Artinya: “Menjaga nilai-nilai lama yang
baik dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik
.”

Jangan lupa Subscribe Channel You Tube kami : Harokah Official 




Kontributor : Romli Yahya, PC PMII Bondowoso Komisariat RBA STAI At-Taqwa Bondowoso

Editor : Gufron

Lebih baru Lebih lama