Pembahasan Program Scholl of Future Studies Duber UEA bersama PBNU. (Foto : Istimewa) |
Dalam pertemuan tersebut, Dubes UEA bersama Ketum PBNU didampingi Ketua PBNU, KH. Amin Said Husni, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Prof. Widya, Wakil Rektor UNU Yogya, Dr. Aditya membahas kerjasama bidang pendidikan.
Baca Juga :
- Festival Rempah Nusantara, Ketua DPRD Bondowoso; Upaya Wali Songo Menyebar Islam melalui Seni Budaya
- Syiar Nahdhatul Ulama, Lesbumi PCNU Bondowoso Adakan Festival Rempah Nusantara
- Ketua PAC Fatayat NU Maesan Jelaskan Pentingnya Pamitan Pada Anak Di Acara NU
Sebagaimana yang dirilis oleh Ketua PBNU, KH. Amin Said Husni melalui akun Instagramnya, Dubes UEA dan Ketum PBNU membahas kerja sama untuk mendirikan School of Future Studies.
"Gus Yahya merayu Pak Dubes, agar NU bisa menggandeng Uni Emirat Arab untuk mendirikan School of Future Studies," tulis Ketua PBNU di akun Instagram @aminshusni.
Kerja sama tersebut nantinya akan menempel di salah satu perguruan tinggi NU yaitu Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta.
"Program studi yang nantinya akan nempel pada Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta ini merupakan satu-satunya di dunia," lanjutnya.
Pertemuan antara Dubes UEA dengan Ketum PBNU itu penuh dengan perbincangan hangat. Menurut KH. Amin, perbincangan tersebut tidak akan usai jika bukan karena adzan Jum'at.
"Kalau bukan karena adzan Jum’at, perbincangan hangat Ketua Umum PBNU, KH Yahya C Staquf, dengan Dubes Emirat Arab untuk Indonesia, YM Abdulla Salem Aldhaheri ini mungkin masih akan terus berlanjut," ungkap KH. Amin di akun Instagramnya.
Menanggapi perbincangan tentang mendirikan School of Future Studies tersebut, Dubes UEA menyebut usulan PBNU sebagai ide yang brilian.
"Pak Dubes menyebut usulan PBNU itu sebagai “the brilliant idea”. Semoga segera terwujud," pungkasnya. (*)
Penulis : Muhlas
Editor : Gufron