Festival Rempah Nusantara, Ketua DPRD Bondowoso; Upaya Wali Songo Menyebar Islam melalui Seni Budaya

H. Ahmad Dhafir, Saat mengisi sambutan pada acara Festival Rempah Nusantara
Festival Rempah Nusantara merupakan kegiatan Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (Lesbumi PCNU) Bondowoso kali pertamanya diadakan. 

Kegiatan tersebut digelar di Graha NU Bondowoso. Sabtu, (28/05/2022). 

Pilihan Rempah sebagai Festival menjadi sebab bahwa Rempah merupakan Primadona Nusantara yang harus terus dilestarikan dan dijaga khususnya di Jagad Bondowoso ini dan menanamkan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah didalamnya.

Baca Juga :

Ketua DPRD Bondowoso, H. Ahmad Dhafir memberikan apresiasi terhadap panitia penyelenggara acara tersebut. sebab, pilihan yang tepat untuk mengingat sejarah sehingga bisa dimengerti oleh masyarakat.

“Lesbumi PCNU Bondowoso harus menghayati dan mengkaji bersama bahwa NU lahir 24 tahun sebelum Indonesia Merdeka. Selain itu, kelembagaan yang ada di NU tidak jauh beda dengan kelembagaan yang ada di pemerintahan. Sebelum ada struktur pemerintahan, sebelum Indonesia merdeka NU lahir,” katanya sebagai pengantar dalam sambutannya.

Pertunjukan teater Legenda Batu So’on Solor oleh Tim GAS Bondowoso
Lebih lanjut H. Dhafir, mengatakan, terkadang seseorang hanya melihat NU lahir sebagai organisasi jam’iyyah yang memperjuangkan bagaimana tegaknya Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. 

Tetapi, lebih dari itu sebenarnya adalah Tata kelola pemerintahan yang jika benar dihayati, NU tidak ada bedanya dengan Pemerintahan.

“Nahdhatul ulama sebenarnya sama dengan lembaga yang ada di pemerintahan. Bukan berarti negara dalam negara. Bukan berarti NU ingin mendirikan negara. Akan tetapi, NU punya andil besar terhadap lahirnya NKRI. Maka, tidak salah kalau kemudian tata kelola pemerintahan yang ada di NU seperti acara yang terlaksana ini sebagian besar mengakomodir lembaga/banom yang ada di NU. inilah yang harus kita banggakan bersama,” tambahnya H. Dhafir yang juga Mustasyar PCNU Bondowoso 2021 – 2026 tersebut.

Disisi lain, ia juga berpesan, sebagai warga NU terutama para kader yang ada di Pemerintahan ataupun yang berada dalam gerakan-gerakan keagamaan dan ruang-ruang gerak lainnya, Agar terus berkoordinasi (kerja) antar organisasi yang didalamnya ada Ulama dan Pemerintahan yang didalamnya ada Umara’. 

“Kita ingin melaksanakan apa yang disampaikan oleh Imam Al-ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin. Bahwa, “Agama sebagai Pondasi, Penguasa yang menjaganya. Bangunan tanpa pondasi akan runtuh. Sesuatu yang tidak menjaga akan hilang,” pesannya.

Sebagai pamungkas, ia juga memberikan wejangan bagaimana pentingnya merawat seni budaya di bumi nusantara ini. Sebab, hal tersebut juga merupakan warisan para leluhur yang harus dijaga esensinya. 

“Semoga apa yang dilakukan dalam acara tersebut mampu melestarikan seni budaya yang merupakan bagian dari syiar. bagaimana Wali Songo menyebarkan islam ke Indonesia (Nusantara) melalui seni budaya ini,” tutupnya. (*)


Penulis: Haris

Editor : Gufron

Lebih baru Lebih lama