KH. Said Aqil Siradj, sumber : @nuchannel |
Bagi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Jakarta Selatan yang kerap disapa Kiai Said ini, pesantren memiliki banyak kelebihan dibandingkan tempat menimba ilmu non-pesantren.
Hal tersebut sebagaimana yang Kiai Said ungkapkan dalam rilis resmi akun Instagram @nuchannel pada Kamis (23/06) kemarin.
Baca Juga :
- PBNU Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah ke Maroko, Ini Syarat dan Tahapan Seleksinya
- Pelantikan Pelajar NU di Mojosari, Ini Pesan Tokoh NU Setempat
- Ketua Komisariat PMII RBA STAI At-Taqwa Bondowoso: Kader PMII Harus Cepat dan Tanggap
Menurut Kiai Said, kelebihan yang dimiliki pesantren di antaranya adalah manhajut ta'lim, yaitu mendorong para santri untuk terus belajar secara istiqamah.
"Didorong agar santri itu hafal. Kalau tidak hafal disangsi," katanya.
Kelebihan lainnya, lanjut Kiai Said, adalah manhajut tadris, yaitu mengamalkan ilmunya.
"Ilmu tidak sebatas pengetahuan, tapi juga dituntut untuk mengamalkan ilmunya," lanjutnya.
Di sisi lain, pesantren juga memiliki kelebihan manhajut ta'dzim yaitu nurani yang baik.
"Santri disiplin, bukan disiplin secara lahir tapi disiplin dari hati," ungkap Kiai Said yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.
Kemudian puncak dari banyaknya kelebihan pesantren menurut Kiai Said adalah manhajut tarbiyah yaitu metode bagaimana membangun tarbiyah spiritual.
"Jadi, santri itu diajari diberi contoh oleh kiai-kiainya mengetahui hal-hal yang di belakang materi, yang metafisik," ujarnya.
Metode pembelajaran di pesantren bagi Kiai Said tidak hanya diajari secara pengetahuan saja, tapi juga dipraktekkan oleh kiai atau asatidz.
Baca Juga :
- 5 Perang Besar Tantangan Zaman Menurut KH Said Aqil Siradj
- KH As'ad Syamsul Arifin dan Gairah Literasi Santri di Masanya
"Diajarkan, dipraktekkan, dituntun, dilatih oleh kiainya. Tidak semua santri, tapi sudah pilihan dipilih dari seniornya agar bisa mengetahui metafisik," jelasnya.
Kiai Said yakin produk pesantren mempunyai jiwa yang kuat dan tangguh.
"Makanya, keluaran pesantren insyaallah ada rasa percaya diri, berani, mandiri dan tidak takut apa-apa akan kekurangan sumber rezeki, tidak makan," pungkasnya. (*)
Penulis: Muhlas
Editor : Gufron