Gandeng Tanoker Jember, Fatayat NU Bondowoso Kembangkan Poling Untuk Cegah Perkawinan Anak dan Kekerasan Seksual

PC Fatayat NU Bondowoso bersama Tanoker Jember adakan Pelatihan di di Hotel Dream Land
Bondowoso - Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Bondowoso bersama Komunitas Tanoker Jember yang berfokus pada perlindungan anak mengembangkan Pondok Konseling (Poling) melalui pelatihan yang dilaksanakan pada Senin-Selasa (25-26/07) kemarin.

Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Dream Land Tamansari-Bondowoso tersebut mengusung tema Pencegahan Pernikahan Anak, Kekerasan Seksual dan Kehamilan Remaja.

Pelatihan yang ditujukan kepada Anggota Pondok Konseling (Poling) dan Forum Anak Desa (FAD) Kabupaten Bondowoso dibuka langsung oleh Nur Hadi, perwakilan dari Tim Tanoker jember.

Baca Juga :

Nur Hadi, perwakilan dari Tanoker Jember saat membuka acara pelatihan
Dalam sambutan pembukaannya, dirinya mengatakan bahwa dengan adanya Poling yang digagas oleh PC Fatayat NU Bondowoso bersama Tanoker itu di harapkan bisa lebih focus dalam program Pencegahan Perkawinan Anak, Kekerasan Seksual dan Kehamilan Remaja.

“Dengan adanya kerjasama seperti ini diharapkan agar bisa focus dalam mendampingi korban,” tuturnya

Sementara Ketua PC Fatayat NU Bondowoso Hj. Nur Diana, memaparkan adanya beberapa desa yang akan dilakukan pendampingan terutama berkaitan dengan 3 isu tersebut.

Adapun lokasi yang dimaksud adalah Kecamatan Maesan terdapat dua desa, yakni Desa Sumbersari dan Desa Suco Lor. Sedangkan di Kecamatan Wringin terdapat dua desa yaitu Desa Gubrih dan Desa Ampelan.

Ketua PC Fatayat NU Bondowoso, Ning Din saat memaparkan beberapa desa di Kabupaten Bondowoso yang perlu segera dilakukan pendampingan
“Nanti Fatayat NU akan mengajak Forum Anak Desa (FAD) untuk mendampingi korban terkait 3 isu tersebut, terutama di lokasi yang sudah sebutkan tadi,” paparnya. 

Pantauan di lapangan, pelatihan tersebut mendatangkan dua narasumber yaitu Ketua LKP3A (Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Fatayat NU Bondowoso, Laily Abida, dan Kepala Dinas Sosial P3AKB kabupaten Bondowoso, Anisatul Hamidah, M.Si.

Laily Abida dalam materinya menyampaikan pentingnya untuk memperbaiki kehidupan generasi milenial.

Bahkan dirinya juga mengatakan bahwa orang tua dari korban kekerasan seksual juga harus dirangkul, agar tidak mengalami depresi dan trauma yang mendalam.

“Orang tua korban harus kita rangkul bersama, karena di self regulation lebih mendekatkan atau memberi pemahaman kepada orang tuanya cara terbaik dalam melakukan pembinaan,” ungkap perempuan yang kerap disapa Ning Laily, putri dari KH. Hasyim Muzadi itu.

Di sisi lain, Anisatul Hamidah, M.Si menyampaikan materi tentang hak-hak perempuan yang sama dengan laki-laki di dalam Islam.

Baca Juga :

“Hak perempuan dan Laki-laki dalam islam itu sama, misalnya dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan rumah bukan sepenuhnya tugas perempuan namun tugas bersama,” ungkap Anis yang juga Sekretaris PC Fatayat NU Bondowoso.

Kegiatan tersebut diikuti oleh FAD, anggota Pondok Konseling se-Kabupaten Bondowoso, PC Fatayat NU Bondowoso, IPPNU Kabupaten Bondowoso, dan anggota Tanoker Kabupaten Jember. (*)


Kontributor: Imam, PC LTN NU Bondowoso

Editor : Gufron

Lebih baru Lebih lama