foto: istimewa |
KH Ahmad Muwafiq atau yang kerap disapa Gus Muwafiq menyebut bulan Muharram sebagai bulan berdukanya umat Islam.
Hal tersebut sebagaimana yang dirilis resmi oleh akun Instagram @nuchannels pada Sabtu (30/07).
Dalam rilis tersebut, Gus Muwafiq menyebutkan alasan bulan Muharram disebut sebagai bulan duka umat Islam.
Menurutnya, bulan Muharram disebut bulan duka umat Islam karena cucu Nabi Muhammad SAW terbunuh pada 10 Muharram atau Asyuro'.
"Pada tanggal 10 Asyuro' (Muharram) seluruh cucu-cucu Rasulullah SAW terbunuh oleh Yazid bin Muawiyah. Maka, bulan Asyuro' adalah bulan duka kaum muslimin dunia," katanya.
Baca Juga :
- Cara Menulis Basmalah 113 di Awal Muharram 1444 H Beserta Khasiatnya
- Keutamaan Membaca Doa Awal dan Akhir Tahun Baru Islam
Gus Muwafiq membeberkan bahwa orang Indonesia, khususnya Jawa menyebut bulan Asyuro' dengan bulan Syuro.
"Ekornya saja yang diambil. Karena orang Jawa itu suka mengambil ekornya saja. Muhammad diambil Mad, Asyuro' diambil Syuro," bebernya.
Selain itu, Gus Muwafiq juga menguraikan tradisi yang ada di Indonesia saat bulan Muharram.
"Di Jawa ada tradisi tidak mantu, tidak menikahkan anak karena itu (bulan Asyuro' atau Muharram) bulan duka," katanya, menguraikan.
Kemudian di Jogja, lanjut Gus Muwafiq, ada tradisi keliling beteng.
"Maksudnya di bulan Syuro jangan terlalu banyak mulut. Jaga mulut," lanjutnya.
Baca Juga :
Gus Muwafiq juga menjelaskan tradisi di Solo yaitu tradisi yang mengikuti kerbau Kiai Selamet.
"Kalau kebonya keluar kotorannya, diusapkan ke seluruh tubuh. Ini bulan duka, jangan bersolek," jelasnya.
Biasanya, lanjut Gus Muwafiq, masyarakat Indonesia di bulan Syuro atau Muharram banyak menyantuni anak yatim.
"Biasanya bulan Syuro (Muharram) di Indonesia diikuti dengan santunan anak yatim," pungkasnya. (*)
Penulis : Muhlas
Editor : Gufron