KH Yahya Cholil Staquf saat menerima kunjungan persahabatan Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta di Kantor PBNU |
Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya didampingi Wakil Ketua Umum PBNU Habib Hilal Al-Aidid, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU H Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Ketua PBNU H Amin Said Husni, Hj Alissa Qotrunnada Wahid, dan Ketua Badan Khusus Pengembangan Jaringan Internasional Jodi Mahardi.
Baca Juga :
- Kawal Pembentukan PKPMII di STAI Al-Utsmani, Ini yang Dilakukan PC PMII Bondowoso
- Belajar Bersama,PCNU Bondowoso Gelar Study Tiru ke PCNU Banyuwangi
- Pererat Silaturahim, PC IKAPMII Bondowoso Gelar Pembacaan Shalawat Nariyah 4444
Gus Yahya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Ramos Horta atas kesediaannya berkunjung ke PBNU. Ia juga mengungkapkan bahwa kunjungan Presiden Jose Ramos-Horta merupakan momentum luar biasa.
"Ini momentum yang luar biasa bagi kita semua," katanya seperti dikutip dari NU Online, Rabu (20/07).
Tokoh yang pernah menjabat sebagai Juru Bicara Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid ini berharap dapat mempererat hubungan NU dan Timor Leste dalam mendukung kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
Sementara Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta dalam pertemuan tersebut mengusulkan Nahdlatul Ulama (NU) untuk Nobel Perdamaian Dunia tahun 2022. Ia menegaskan bahwa NU komitmen dalam sikap moderatnya.
"Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia, tetapi sekaligus negara moderat. Itulah kenapa saya merekomendasikan NU untuk mendapat Nobel Perdamaian Dunia," katanya.
Presiden Horta merasa optimis dan layak jika NU mendapatkan Nobel Perdamaian Dunia. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan karakter masyarakat Indonesia yang moderat, diwakili oleh NU dan Muhammadiyah.
"Saya percaya dan optimis dua organisasi ini layak untuk mendapatkan penghargaan itu," ucapnya.
Baca Juga :
Dalam kunjungannya itu, Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta didampingi oleh jajaran kementerian, antara lain Menteri Luar Negeri Timor Leste Dionisio Babo, Menteri Transportasi dan Komunikasi Timor Leste Jose Agustinho Da Silva.
Hadir pula, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Timor Leste Okto Dorinus Manik, Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia Filomeno Aleixo da Cruz, beserta beberapa anggota parlemen dari Timor Leste.
Penulis : Muhlas
Editor : Gufron