Hingga hari ini MWC NU Sukosari tetap rutin agendakan kajian kitab Bidayatul Hidayah |
Tujuan MWCNU Sukosari konsisten melaksanakan kegiatan tersebut hingga Ahad (29/08) ini agar pemahaman tentang Ahlussunnah wal Jamaah tetap tertanam dalam diri masyarakat.
"Paham selain Ahlussunah wal Jamaah sudah mulai masuk dan meraja lela untuk mempengaruhi masyarakat agar gampang sesat menyesatkan satu sama lain. Oleh karena itu, MWCNU Sukosari semakin giat melaksanakan kajian kitab ini," kata Ketua MWCNU Sukosari, Ustad Fajri.
Baca Juga :
- Basir Mustofa Terpilih Sebagai Nahkoda Baru PK PMII STKIP Modern Ngawi Periode 2021-2022
- PMII Komisariat RBA STAI At-Taqwa Bondowoso Upayakan Kembali Ke Khittoh
- Tampilkan Gerakan Masjid, PC LTMNU Bondowoso Sukses Laksanakan Raker Perdananya
"Kami tidak ingin masyarakat Sukosari terpengaruh oleh paham radikal yang gampang mengkafirkan orang. Untuk itu, mari ikuti kajian kitab ini dengan istiqamah," tambahnya.
Suasana kajian yang diadakan oleh MWC NU Sukosari |
"Perbaiki akhlak kita di zaman sekarang dimulai dari menjaga lisan dan sikap," katanya.
KH. Wahid Hasyim juga mengingatkan pada masyarakat untuk tidak memaksakan diri memperbaiki keburukan orang lain.
"Tugas kita hanya memberikan nasehat, selebihnya pasrahkan kepada Allah SWT," tambahnya.
Beliau juga menyinggung orang-orang yang gampang mengkafir-kafirkan. Menurutnya, orang kafir adalah orang yang gampang mengkafir-kafirkan orang lain.
"Barang siapa yang mengkafir-kafirkan orang, maka sebenarnya dialah yang kafir," ungkapnya.
Baca Juga :
- Ciptakan Regenerasi Kepemimpinan, PAC IPNU IPPNU Kecamatan Pujer Adakan Konferensi
- Keanehan Sekte Salafi Wahabi
- Spektrum Manhaj; Satu Nama Beda Rasa
Lebih lanjut KH. Wahid Hasyim menerangkan bahwa berbohong bukanlah ajaran Islam. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW sangat menjaga lisannya ketika berdakwah agar tidak berbohong.
"Jika di barat berbicara A, maka ketika berbicara di timur juga harus A. Harus sama, jujur, tidak boleh berbohong, apalagi sampai mengadu domba," jelasnya, mengakhiri.
Sebelum kajian kitab ditutup, masyarakat yang hadir dipandu membaca Shalawat Nariyah kemudian diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Ust. Safi'i Karim. (*)
Kontributor : Iwan
Editor : Muhlas