Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustafa, saat berceramah di Maulid Nabi Muhammad SAW yang di adakan ponpes Nurul Qarnian Jember |
Hal itu beliau sampaikan saat berceramah kepada lebih dari 8000 hadirin yang ada di Pondok Pesantren Nurul Qarnian Jember saat memperingati Maulid Nabi Muhammad, Minggu (09/10).
Dalam ceramahnya ia menyampaikan, dari 38 ribu pesantren yang tersebar di Indonesia, 60 persen adalah bernaung di bawah Nahdlatul Ulama. Namun, ia mengingatkan masih minimnya lulusan pesantren yang ikut dalam instansi besar dan pemerintahan di Indonesia.
Baca Juga :
- PK PMII STKIP PGRI Situbondo Gelar Pelantikan, Ini Pesan Ketua STKIP PGRI Situbondo Pada PMII
- Sambut Baik Program Visitasi Akreditasi Dari PW GP Ansor Jatim, GP Ansor Sidoarjo Siap Pertahankan Akreditasi A
- Tertunda 2 Tahun Lantaran Covid-19, Keluarga Pesantren Al-Was’us Shodri Kini Siap Adakan Haul Almaghfurlah Kiai Halila
“Indonesia memang membutuhkan santri yang berkiprah menjadi tokoh-tokoh besar di luar Pesantren, seperti halnya KH Abdurrahman Wahid yang menjadi Presiden, dan KH Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden Indonesia,” pungkasnya.
KH Zulfa juga menyampaikan, betapa unggulnya pendidikan pesantren daripada lembaga pendidikan di luar pesantren.
“Saya alumni pesantren dan saya bangga pernah belajar di pesantren. Karena pendidikan pesantren lebih unggul daripada di luar. Saya ngaji pada ulama pesantren bukan sekedar ilmu dan wawasan, santri juga ditanamkan karakater tangguh, santri diajarkan mandiri, karena kemandirian ini santri siap di masyarakat,” Jelasnya.
Suasana Maulid Nabi di Ponpes Nurul Qurnain Jember |
“Pesantren mengajarkan akhlakul karimah yang tidak ada di luar pendidikan pesantren,” lanjutnya.
Wakil Ketua PBNU itu juga bercerita tentang Gus Dur saat menjadi Ketua PBNU dan Presiden RI.
“Gus Dur saat menjadi Ketua PBNU dulu rajin sowan kepada pengasuh, ulama pesantren dan kiai yang ada di Indonesia. Saat menjadi presiden pun, kebiasaan beliau tidak hilang. Guru saya KH Abdullah Salam adalah ulama yang disowani pertama kali pasca diangkat sebagai Presiden RI,” cerita beliau.
lebih lanjut KH Zulfa juga menjelaskan hubungan NU dengan pesantren yang yang memang tidak bisa dipisahkan.
“NU lahir dari pesantren, dan pesantren adalah miniatur organisasi besar Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Jadi, lanjut KH Zulfa, berbahagialah santri yang ada di pesantren ini, karena masih belajar kepada kiai yang senantia menunggui murid-muridnya, terlebih santri NU adalah orang yang paling percaya adanya keberkahan.
Baca Juga :
- Pantaskah Joget-joget di Masjid? Berikut Penjelasan Memuliakan dan Menggunakan Masjid Sebagaimana Mestinya
- Al-Arif Billah; Kiai Husnan Wringin (I) Ulama Kharismatik dan Kisah Rombongan yang Merasa Heran
“Saya titip pesan kepada adik-adik santri, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin untuk taklim muata’alim di pesantren, khusunya saat belajar di hadapan guru yang sanadnya sampai kepada Rasullullah SAW,” pesannya.
Di penghujung ceramah, KH Zulfa menceritakan tentang pondok-pondok besar Nauhdatul Ulama yang ada di Indonesia, mayoritas berada di Jawa Timur.
”Muslim dan santri NU sebagian besar ada di Jawa Timur. Insya Allah nanti yang paling banyak penduduk surga adalah orang Jawa Timur,” pungkasnya memotivasi santri.
Penulis: Wildan Miftahussurur, anggota LTN NU Jember dan Wartawan Ponpes Nurul Qarnain.
Editor : Gufron